KumpulanKhotbah Kristen Protestan; Bahan Renungan Pribadi Berpusat Pada Injil. Melalui renungan harian Kristen dapat juga digunakan sebagai bahan Khotbah, saya membawa anda untuk merenungkan 3 renungan yang diawali dengan perenungan akan Injil Yesus Kristus. Lalu di dalam Injil kita beribadah kepada Dia dan pada akhirnya kehidupan kita benar
Berdasarkankodrat manusia yang saling membutuhkan ini, kita dapat berkata bahwa manusia dipanggil oleh Tuhan untuk melayani. Dalam konteks keluarga misalnya, suami dipanggil untuk melayani isteri dan anak-anak, isteri dipanggil untuk melayani suami dan anak-anak, dan anak-anak dipanggil untuk melayani orang tua. Itulah inti hidup.
ALASANPERTAMA kita dipanggil untuk melayani ialah karena kita diciptakan agar dapat mengatur hidup kita untuk kemuliaan Tuhan, "Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh, dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi, semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku" ( Yesaya 43:6,7 ).
1 MELAYANI DENGAN SEPENUH HATI. 2. 21:2821:28 "Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang"Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yangmempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari inisulung dan berkata: Anakku, pergi dan
Demikianjuga kita dipanggil untuk melayani. John Piper mengatakan " To receive Christ, cost nothing. To follow Christ, cost something. To serve Christ, cost everything ." Mengorbankan segala-galanya adalah harga sebuah panggilan dalam melayani Tuhan. Oleh sebab itu, banyak orang yang lebih suka dilayani dari pada melayani.
Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. 100% found this document useful 1 vote964 views14 pagesOriginal TitleDIPANGGIL UNTUK MELAYANICopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote964 views14 pagesDipanggil Untuk MelayaniOriginal TitleDIPANGGIL UNTUK MELAYANIJump to Page You are on page 1of 14 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Hits 1257Tema renungan kita hari ini adalah “Dipanggil Untuk Melayani “. Dalam beberapa minggu ini kita telah merenungkan kebenaran tentang pelayanan “Diciptakan untuk melayani”, “Diselamatkan untuk melayani” dan “Dipanggil untuk melayani”. Kita telah melihat penciptaan Adam; Paulus, Petrus dan yang lainnya diselamatkan oleh kasih karunia. Hari ini kita akan merenungkan bahwa kita bukan hanya diciptakan, diselamatkan, tapi kita juga sekelompok orang yang dipanggil. Sejak Adam jatuh ke dalam dosa, manusia tidak dapat melepaskan diri dari belenggu dan kuasa dosa serta semakin jauh dari Tuhan. Tapi kasih Tuhan kepada manusia tidak pernah berubah, sehingga dengan segala cara supaya manusia bisa kembali ke dalam pelukanNya. Bangsa Israel melalaikan kewajibannya Dalam zaman Perjanjian Lama, Allah menampakkan diri kepada Abraham dan memanggilnya dari di Ur-Kasdim, kota berhala serta memerintahkan dia pergi dari negerinya, sanak saudaranya, dan dari rumah bapanya, ke negeri yang akan Dia tunjukkan kepadanya; sekaligus berjanji akan memberkati dia berlimpah-limpah, membuat dia menjadi bangsa yang besar, dan oleh dia semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Lebih lanjut karena Abraham dipanggil, oleh dia segala bangsa akan beroleh berkat, dan oleh keturunannyalah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat Kej. 2217-18. Itu berarti mereka harus menjadi saksi bagi Tuhan dan dapat mengenal TUHAN Allah. Sayangnya, bangsa Israel bukan hanya tidak menyelesaikan tugas ini, sebaliknya merasa dirinya adalah umat pilihan Allah, dan menganggap bangsa-bangsa lain adalah bangsa kafir yang najis bahkan orang berdosa yang tidak sepadan dengan anjing. Keselamatan di dalam Yesus Kristus Puji syukur kepada Tuhan! Ia tidak menyerah karena bangsa Israel mengabaikan kewajibannya, dan mengutus Yesus Kristus datang untuk menggenapi karya besar penebusan untuk menyelamatkan seluruh umat manusia Yoh. 316, dan di dalam Perjanjian Baru memanggil kita menjadi anak-anak Allah dan umat pilihan baru. Karena kita adalah umat pilihan maka ada misi yang harus kita tunaikan, seperti yang dikatakan 1Ptr. 29 “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib”. Juga Amanat agung yang kita semua sangat familiar Mat. 2819-20 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Apa akibat jika kita tidak menggenapi misi? Orang-orang percaya sering berpikir saya tidak melayani seharusnya tidak ada masalah, terutama hanya saya seorang. Masih ingatkah tema renungan kita dua minggu yang lalu? Hubungan anggota tubuh dan tubuh, karena salah satu anggota tubuh tidak menjalankan fungsinya akan mempengaruhi seluruh aktivitas tubuh. Jika dalam sebuah keluarga ada anggota yang tidak bisa melakukan apa-apa, apakah keluarga ini bisa bahagia dan tenang karena dia? Bahkan dari pengalaman sejarah Israel kita telah melihat yang lebih menyedihkan dan mengerikan. Karena melalaikan kewajiban mereka, menolak nasehat dan peringatan dari para nabi yang dibangkitkan oleh Allah, akhirnya mereka menanggung bencana yang belum pernah dialami oleh bangsa-bangsa lain, berulang kali menjadi negeri jajahan. Perjanjian Lama dan setelah tujuh puluh tahun bencana besar sesudah Masehi, negaranya musnah seribu tahun lebih, dimana-mana mereka mau dibunuh dan ditumpas habis, ini adalah konsekuensi dari melalaikan tugas. Setelah Pentakosta Jemaat Yerusalem didirikan dan mengalami kebangunan besar, tapi tanpa sengaja orang-orang percaya lupa akan misinya, maka Allah mengizinkan penganiayaan hebat Stefanus dan Yakobus dibunuh, orang-orang percaya ditangkap dan dipenjarakan, karena itu terseraklah mereka dan pergi keluar sambil memberitakan Injil. Apakah kita ingin menunggu sampai penganiayaan datang baru mau keluar menunaikan misi kita “memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib”? Mat. 2819-20; Mrk. 1615-20; Luk. 2446-48; Kis. 18
Khotbah Kristen Dipilih, Dipanggil dan Diutus Yesaya 6 5, 8 Khotbah Kristen Dipilih, Dipanggil dan Diutus Yesaya 6 5, 8. Dalam suatu rapat, seorang pendera membawakan renungan dan bacaan Alkitab yang menjadi dasar renungannya hanya satu ayat, yaitu Yesaya 68 “Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku? Maka sahutku Ini aku, utusllah aku!” Menurut pendeta itu, ayat ini bukan hanya berbicara tentang panggilan, tetapi juga pengutusan. Allah memilih dan memanggil Yesaya karena Dia mengenal Yesaya. Lalu mengapa terjadi pengutusan? Karena Yesaya menerima panggilan tersebut. Yesaya menerima panggilan itu karena dia mengenal Allahnya dan dia juga mengenal dirinya sendiri. Dalam ayat 5 dia menyatakan, “aku telah melihat Raja, TUHAN Yang Mahakuasa, yang kudus”, dan dia tahu siapa dia, yaitu “orang yang bermulut kotor karena dosa.” Oleh karena itu, dia bersyukur dan menerima panggilan Tuhan. Dipilih, Dipanggil dan Diutus Hubungan antara dipilih, dipanggil dan diutus pada masa Perjanjian Lama terlihat langsung dan sederhana. Begitu juga dalam pemilihan raja-raja. Tuhan memilih Daud melalui seleksi yang dilakukan Samuel, nabi-Nya 1 Samuel 16. Tuhan berpesan, “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati” ayat 7b, dan Tuhan memilih langsung, “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia” ayat 12. Melalui Samuel, Tuhan memilih Daud. Tuhan mengenal Daud dengan segala perilakunya. Hari ini adalah Minggu pertama dalam Tahun Pelayanan MJ GKI Samanhudi 2019-2020. Para penatua yang diteguhkan dua minggu lalu merupakan calon-calon yang dipilih melalui pergumulan dalam persidangan MJ dan perwartaan kepada anggota jemaat. Mereka dianggap menerima panggilan pelayanan dan bersedia diutus. Proses pemilihan saat ini lebih tidak langsung. Keterlibatan Tuhan dicerminkan melalui keterlibatan kita, umat-Nya. Pemilihan penatua diawali dengan proses pencalonan yang terbuka bagi anggota jemaat. Apakah para penatua yang terpilih merupakan pilihan yang sesuai dengan kehendak Allah? Itu sangat bergantung kepada kita. Tuhan tidak memilih secara langsung seperti di zaman raja-raja Perjanjian Lama. Tuhan mempercayakan pemilihan para pemimpin-pelayan jemaat kepada kita dan kepada tata cara yang kita sepakati bersama. Semua akan bergantung kepada kita. Apakah kita memiliki aspirasi terhadap siapa yang kita harapkan akan menjadi pemimpin-pelayanan alias anggota MJ? Apakah yang bersangkutan menerima panggilan dan bersedia? Apakah kita peduli dan ikut ambil bagian dalam proses pemilihan? Atau kita hanya dapat mengeluh kalua yang terpilih dianggap kurang pas. Padahal kita tidak ikut mengusulkan calon untuk jabatan tersebut? Tuhan memberikan tanggung jawab pemilihan tersebut kepada kita. Lalu setelah susunan Majelis Jemaat terbentuk, kita bersama juga bertanggung jawab untuk mendukung dan ikut ambil bagian dalam program pelayanan jemaat yang sudah ditetapkan. Seharusnya semua pemimpin dipilih, dipanggil, dan diutus oleh dan untuk Tuhan. Hasil pemilihan yang benar akan tercemin pada saat mereka melaksanakan tugas mereka, yaitu melayani untuk kepentingan Tuhan, umat Tuhan, masyarakat, dan lingkungan alam. Hal ini berlaku dalam pelaksanaan tugas kita dalam lingkup apa pun yang menjadi tanggung jawab kita. Pada 17 April 2019 bangsa kita akan melaksanakan hajatan demokrasi, yaitu Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, serta pemilihan pemerintahan dan wakil-wakil kita bersama dan seperti apa bangsa Indonesia yang kita inginkan di masa depan. Sebagai warga gereja dan warga negara kita seharusnya ikut berpartisipasi dalam pemilihan dan bertanggung jawab atas proses pemilihan yang Tuhan sudah percayakan kepada kita. Kita seharusnya memastikan agar mereka yang terpilih akan memahami panggilannya dan bersedia diutus untuk melayani rakyat, bangsa, dan negara. Apa yang perlu kita perhatikan? Belajar dari respons yesaya, kita perlu memahami siapa-siapa calon yang mengenal Tuhan Allahnya; siapa-siapa calon yang mengenal dirinya, perilakunya, kemampuannya, komitmennya, untuk melaksanakan apa yang menjadi janji dan tanggung jawabnya. Diluar itu, tanggung jawab pemilihan berada pada kita semua. Kiranya Tuhan yang menolong kita dalam menjalankan tanggung jawab kita, sehingga kita dapat turut ambil bagian dalam misi Allah di dunia, khususnya di Indonesia. Selamat memilih. Pnt. Ruddy Koesnadi
khotbah dipanggil untuk melayani