NabiHarun alaihissalam sekitar 1531-1408 SM adalah salah seorang nabi yang telah diminta oleh Nabi Musa pada Allah dalam membantu menegakkan agama Allah. قال رب إني ظلمت نفسي فاغفر لي فغفر له إنه هو الغفور الرحيم Beliau berkata Wahai Rabbku sesungguhnya aku mendholimi diriku sendiri maka ampunilah.
SejarahNabi Musa Menerima Kitab Taurat. Konon, dalam kisah disebutkan kalau Nabi Musa as kembali mendaki Bukit Thursina untuk mendapatkan kitab Taurat. Sebelum menerima kitab tersebut, ia diperintahkan oleh Allah Taala untuk berpuasa selama 30 hari atau digenapkan selama 40 hari seperti yang tercantum dalam Surah Al A'raf ayat 142 di atas.
Saatitulah, Nabi Musa memukul tongkatnya ke tanah hingga lautan seketika terbelah, lalu Nabi Misa dan pengikutnya pun berjalan di tengah-tengah laut yang terbelah. Berikut dalil Alquran Surah Taha ayat 77: Wa laqad auḥainā ilā mụsā an asri bi'ibādī faḍrib lahum ṭarīqan fil-baḥri yabasal lā takhāfu darakaw wa lā takhsyā
Bismillahwas shalatu was salamu 'ala rasulillah, amma ba'du, Diantara nabi yang namanya sering disebut dalam Alquran adalah Nabi Musa 'alaihis sahalatu was salam. Beliau nabi yang perjalanan sejarahnya paling sering dikisahkan dalam Alquran setelah nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebagian ulama menghitung, nama beliau disebutkan sebanyak 136 kali dalam Alquran.
Kisahnabi Musa dan nabi Khidir adalah salah satu kisah dalam Al-Qur'an yang paling terkenal. Kisah ini bercerita tentang perjalanan pengembaraan ilmu nabi Musa as ketika berguru perihal hikmah dan spritualitas dengan salah seorang hamba Allah swt yang telah dianugerahkan ilmu laduni (hikmah dan ma'rifah), yakni nabi Khidir as.. Kisah nabi Musa dan Nabi Khidir ini diceritakan lengkap dalam
Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. Terdapat hikmah pengulangan penyebutan Nabi Musa dalam Alquran. Ilustrasi Alquran JAKARTA – Mengapa Nabi Musa 'alaihissalam dan kisahnya banyak disebutkan dalam Alquran. Cendekiawan Muslim dari Universitas Alexandria Mesir, Dr Nadia Imarah, menjelaskan ada beberapa hal yang menjadi landasan soal mengapa Nabi Musa banyak disebut dalam Alquran. Pertama, ini menunjukkan adanya hubungan yang erat antara syariat Nabi Musa dan syariat Nabi Muhammad SAW. Imarah mengutip sejumlah ayat berikut وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَىٰ وَهَارُونَ الْفُرْقَانَ وَضِيَاءً وَذِكْرًا لِّلْمُتَّقِينَ *الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِالْغَيْبِ وَهُم مِّنَ السَّاعَةِ مُشْفِقُونَ * وَهَٰذَا ذِكْرٌ مُّبَارَكٌ أَنزَلْنَاهُ ۚ أَفَأَنتُمْ لَهُ مُنكِرُونَ "Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang takut akan azab Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan tibanya hari kiamat. Dan Alquran ini adalah suatu kitab peringatan yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya?." QS Al Anbiya 48-50 Imarah menjelaskan, hal lain yang membuat Nabi Musa AS banyak disebut di dalam Alquran, yaitu karena cobaan dan kesengsaraan yang dialaminya sangat mirip dengan apa yang dialami Nabi Muhammad SAW. "Alquran menyajikan contoh-contoh dari Nabi Musa AS ini sekaligus untuk menghibur hati Nabi SAW, mengambil hikmahnya, dan melihat kondisi negara-negara sebelumnya agar kita tidak jatuh ke dalam apa yang telah mereka alami," jelas Imarah. "Supaya kita tidak melakukan apa yang mereka lakukan. Demikian juga kehidupan para Nabi lain yang diutus untuk memperbaiki akidah dan kerusakan moral. Semua ini ada di dalam Alquran," tambah Imarah. Sumber masrawy
Kisah Nabi Musa 'alaihissalam AS diabadikan oleh Allah SWT di 4 surah dalam Alqur’an yaitu Surah Al-Baqarah, Al-A’raf, Thaha, dan Al-Qashas. Nabi Musa bergelar kalimullah orang yang diajak bicara langsung oleh Allah dan merupakan nabi paling mulia di kalangan Bani termasuk salah satu nabi ulul azmi. Dalam Alquran, kisah beliau paling banyak disebutkan oleh Allah setelah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam SAW. Kisah kemenangan Nabi Musa atas Firaun yang zhalim ini merupakan kisah yang penuh hikmah dan pelajaran berharga. Berikut kisahnya seperti dilansir dari Ketika penduduk Mesir semakin fanatik dengan kekufuran mereka. Permusuhan dan pengingkaran mereka terhadap utusan Allah Musa kian mengobarkan hasrat untuk membunuh dan menindas beliau dan orang-orang yang mengikutinya. Baca Juga Kisah Nabi Musa Ingin Jadi Umat Nabi Muhammad SAWMereka mengikuti raja mereka yang zhalim, Firaun. Saat itulah Allah tegakkan hujjah-Nya membinasakan mereka semua. Mereka menyaksikan sendiri tanda-tanda dan kejadian-kejadian yang di luar nalar. Sayangnya, dengan kekuasaannya, Firaun menekan rakyatnya untuk mengingkari kebenaran yang dibawa Nabi Musa."Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya Musa dalam keadaan takut bahwa Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Firaun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas." QS Yunus83.Puncaknya, Firaun mengklaim dirinya sebagai Tuhan yang berhak disembah. Ketika kezhaliman telah memuncak, saat itulah pertolongan Allah datang. Nabi Musa mengumpulkan para pengikutnya. Menasihati mereka, meneguhkan hati mereka, dan memberikan arahan kepada Musa "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri". QS Yunus84. Baca Juga Kisah Asiyah, Wanita yang Diperlihatkan Surga Saat Disiksa FiraunMereka menjawab ucapan Nabi Musa dengan jawaban yang menenangkan beliau. "Kepada Allahlah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang´zalim". QS Yunus 85.Nabi Musa memerintahkan mereka agar bertawakkal kepada Allah semata. Meminta tolong dan berharap kepada-Nya. Dan Allah pun memberikan jalan keluar untuk mereka semua. Kemudian Nabi Musa memberikan kabar gembira dari Allah kepada kaumnya, "Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah orang-orang yang beriman". QS Yunus 87.Allah mewahyukan kepada Nabi Musa dan saudaranya, Harun 'alaihimassalam agar ia dan kaumnya membangun rumah yang berbeda dari rumah orang-orang Mesir secara umum. Alasannya, ketika perintah untuk pergi dari Mesir datang, mereka lebih mudah untuk memberi tahu satu dengan yang Selain pertolongan Allah berupa mukjizat, Nabi Musa juga menempuh usaha-usaha nyata seperti ini. Kemudian datanglah perintah, "dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat slat dan dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah orang-orang yang beriman." QS Yunus 87.Selama bertahun-tahun, Nabi Musa dan pengikutnya bersabar dan menghibur diri dengan keimanan kepada Allah dan tawakkal. Mereka senantiasa memperbaiki hubungan dengan Allah, meminta tolong pada-Nya dengan salat-salat mereka. Di sisi lain, Firaun dan para pengikutnya semakin menentang dan memusuhi Musa senantiasa berdoa kepada Allah SWT "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan Kami, akibatnya mereka menyesatkan manusia dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih". QS Yunus 88.Ibnu Juraij mengatakan, "Firaun tetap hidup selama 40 tahun setelah Nabi Musa mengucapkan doa ini." Tafsir Alqur'an oleh Imam Ibnu Kastir. Lihatlah Nabi Musa, selain bersabar terhadap kaumnya sendiri, betapa sabarnya beliau menghadapi kekejaman Firaun, berdakwah kepadanya, dan berdoa kepada Allah. Tak heran Allah mendudukkan beliau sebagai seorang ulul azhmi. Baca Juga Kisah Julaibib, Sahabat Nabi yang Jadi Rebutan BidadariAllah mengizinkan Nabi Musa dan para pengikutnya untuk keluar dari Mesir menuju Syam. Mengetahui kepergian Musa, kemarahan Firaun semakin memuncak. Ia siapkan pasukannya untuk mengejar Nabi Musa dan pengikutnya. Kejadian ini diabadikan Allah dalam Alquran. "Dan Kami wahyukan perintahkan kepada Musa "Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku Bani Israil, karena sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli". Kemudian Firaun mengirimkan orang yang mengumpulkan tentaranya ke kota-kota. Firaun berkata "Sesungguhnya mereka Bani Israil benar-benar golongan kecil, dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita, dan sesungguhnya kita benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga". Maka Kami keluarkan Firaun dan kaumnya dari taman-taman dan mata air, dan dari perbendaharaan dan kedudukan yang mulia, demikianlah halnya dan Kami anugerahkan semuanya itu kepada Bani Israil. Maka Firaun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit." QS Asy-Syu’ara 52-60.Pada saat Firaun dan pasukannya berhasil menyusul Nabi Musa dan pengikutnya, pengikut Nabi Musa berkata, "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul." QS Asy-Syu’ara61.Mereka mengatakan demikian karena melihat di hadapan mereka jalan tertutup oleh lautan. Mereka mengadu kepada Nabi Musa. Kemudian Musa menjawab "Sekali-kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku". QS Asy-Syu’ara 62.Nabi Musa mengucapkan kalimat kuat dengan makna yang jelas. Menunjukkan kedalaman ilmu dan keyakinan terhadap rahmat Allah. Sementara waktu terus membuat jarak Firaun kian mendekat. Dalam keadaan itu, Nabi Musa tetap tenang dan yakin Allah akan menolongnya. Turunlah wahyu kepada Nabi Musa, lalu Kami wahyukan kepada Musa "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. QS Asy-Syu’ara 63.Melihat laut terbelah, Nabi Musa dan pengikutnya bersegera melintasi jalan terbelah itu. Setelah melintasinya, dan pengikutnya yang paling akhir melintas telah keluar dari laut, barulah barisan awal pasukan Firaun memasuki laut. Musa ingin segera memukul laut itu agar kembali ke keadaannya semula. Sehingga Firaun dan pasukannya tidak bisa lewat. Namun Allah memerintahkan, "Dan biarkanlah laut itu tetap terbelah. Sesungguhnya mereka adalah tentara yang akan ditenggelamkan." QS Ad-Dukhaan 24.Melihat tanda kebesaran Allah dan mukjizat Musa dengan terbelahnya laut, Firaun sadar itu adalah kekuasaan Allah. Bukan sihirnya Musa. Akan tetapi ia membawa mati sifat sombongnya, dalam keadaan demikian ia tetap mengatakan, "Lihatlah! Bagaimana laut menjadi surut, tunduk kepadaku. Aku akan menangkap dua orang hambaku Musa dan Harun yang telah memberontak kepadaku".Firaun dan pasukannya bergegas masuk, melintasi belahan laut yang akan membinasakan mereka. Saat mereka semua telah masuk ke dalam laut, Allah memerintahkan Musa untuk memukul laut dengan tongkatnya. Musa pun melakukan perintah Rabbnya. Laut yang terbelah itu kembali seperti semula. Allah berfirman, "Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar mukjizat dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman." QS Asy-Syu’ara 65-67.Tidak ada seorang pun dari kalangan orang-orang beriman tenggelam. Dan tidak satu pun dari Firaun dan pengikutnya yang bisa selamat. Setelah benar-benar sadar dan yakin akan tenggelam Firaun mengatakan "Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas mereka hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri kepada Allah". QS Yunus 90.Allah mencelanya dan memberi pelajaran kepada kita semua. Apakah ketika nyawa di kerongkongan dan kebinasaan sudah benar-benar tampak, baru seseorang akan sadar?"Apakah sekarang baru kamu percaya, padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan." QS Yunus91Allah telah menetapkan hukumnya. Dan membinasakan orang-orang yang berbuat zhalim. "Maka pada hari ini, Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." QS Yunus 92.Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW datang ke Madinah. Beliau dapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura 10 Muharam. Kemudian beliau bertanya pada mereka, "Hari yang kalian bepuasa ini adalah hari apa?" Orang-orang Yahudi itu menjawab, "Ini adalah hari yang sangat mulia. Ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya. Ketika itu pula Firaun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada hari ini dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikuti beliau berpuasa pada hari ini".Rasulullah lantas berkata, "Kita seharusnya lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa daripada kalian." Lalu setelah itu Rasulullah memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa." HR. MuslimKisah Nabi Musa ini menunjukkan bahwa Allah menghendaki agar kita merenungkan perjalanan hidupnya. Mengambil pelajaran tentang bagaimana ujian berat yang dialami Musa dan akhirnya sukses berkat keimanan dan tawakkalnya kepada Allah.rhs
Kisah Nabi Musa, Foto Dok. kidscornerNabi Musa merupakan salah satu utusan Allah yang selama hidupnya banyak diberikan cobaan yang bertubi-tubi. Kisah Nabi Musa juga diceritakan dalam Alquran saat membelah lautan karena diberikan mukjizat oleh Allah SWT untuk membelah laut dan menenggelamkan Firaun beserta pasukannya. Mukjizat membelah laut Nabi Musa ada dalam surah Taha ayat 77 tentang kisahnya yang dapat membelah laut dari sebuah tongkat yang ketika dipukul ke tanah dapat membelah Musa memang dikenal sebagai orang yang berani menentang Firaun yang telah melampaui batas. Nabi Musa kala itu berusaha meluluhkan hati Firaun namun gagal hingga membuat Firaun memerintahkan pasukannya untuk menangkap Nabi Musa. Saat Nabi Musa dan para pengikutnya dikejar oleh pasukan Firaun, mereka terjebak di ujung perbatasan laut hingga tidak memiliki jalan keluar, kecuali melewati laut yang disebut dengan nama Laut Nabi Musa dalam AlquranSaat itulah, Nabi Musa memukul tongkatnya ke tanah hingga lautan seketika terbelah, lalu Nabi Misa dan pengikutnya pun berjalan di tengah-tengah laut yang terbelah. Berikut dalil Alquran Surah Taha ayat 77وَلَقَدْ اَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اَنْ اَسْرِ بِعِبَادِيْ فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيْقًا فِى الْبَحْرِ يَبَسًاۙ لَّا تَخٰفُ دَرَكًا وَّلَا تَخْشٰىWa laqad auḥainā ilā mụsā an asri bi'ibādī faḍrib lahum ṭarīqan fil-baḥri yabasal lā takhāfu darakaw wa lā takhsyāArtinya Dan sungguh, telah Kami wahyukan kepada Musa, 'Pergilah bersama hamba-hamba-Ku Bani Israil pada malam hari, dan pukul lah buat lah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, engkau tidak perlu takut akan tersusul dan tidak perlu khawatir akan tenggelam.'Lalu, saat Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke tanah, ia mengucapkan doa membelah lautan, yaituاَللهم لَكَ الْحَمْدُ وَاِلَيْكَ الْمُشْتَكَى وَاَنْتَ الْمُسْتَعَانُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِAllahumma lakal hamdu wa ilaikal Musytaka wa Antal Musta'aan wa laa haula walaa quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhiim'.Artinya Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu, hanya kepada-Mu lah kami mengadu, dan hanya kepada-Mu lah kami memohon pertolongan. Tiada daya untuk menghindari maksiat dan tiada kekuatan untuk taat, kecuali dengan pertolongan Allah Yang Mahatinggi lagi Maha Firaun dan pasukannya mengejar Nabi Musa mengikuti jalur yang lautannya sudah terbelah oleh Nabi Musa, dengan mukjizat dari Allah SWT, Firaun dan pasukannya ditengelamkan ke dalam di surah Taha, kisah Nabi Musa juga difirmankan oleh Allah dalam surah Asy Syuara ayat 60-66. Saat melihat pasukan Firaun ikut masuk ke dalam lautan, para pengikut Nabi Nusa ketakutan, sehingga Nabi Musa menenangkan mereka karena Allah telah memberi petunjuk. Demikianlah kisah singkat tentang Nabi Musa yang membelah laut merah dengan tongkatnya dan menenggelamkan Firaun beserta pasukannya. Semoga kisah Nabi Musa dapat menambah keimanan kita kepada Allah SWT.
– Kisah perjalanan Nabi Musa dan Nabi Khidir, rupanya sudah tidak asing lagi di kalangan umat islam, baik dari jenjang anak-anak hingga kalangan orang dewasa. Kisah ini terdapat dalam Shahih Bukhori, kitab Tafsir Al Quran bab surat al-kahfi ayat lx. dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi. DONASI SEKARANG Alkisah, pada suatu hari, Nabi Musa berdiri untuk berpidato di hadapan kaum Bani israil. Setelah itu, ada seseorang yang bertanya kepadanya; “Wahai Musa, siapakah orang yang paling banyak ilmunya di muka bumi ini?” Lalu Nabi Musa menjawab; “Akulah orang yang paling banyak ilmunya di muka bumi ini.” Setelah kejadian tersebut, Allah nenegur Nabi Musa, karena ia tidak menyadari bahwa ilmu yang diperolehnya adalah pemberian Allah. Kemudian Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa, yang berisi tentang sebuah kabar bahwa Allah SWT mempunyai hamba yang lebih banyak ilmunya dan lebih pandai daripada Nabi Musa, Allah juga mewahyukan bahwa ia sekarang berada di antara dua lautan. Lalu Nabi Musa Alaihis Salam bertanya; “Wahai Tuhan, bagaimana caranya saya dapat bertemu dengan hambaMu itu?” Allah berfirman “Bawalah seekor ikan, dan masukkan dalam keranjang yang terbuat dari daun kurma. Manakala ikan tersebut lompat, maka di situlah hamba-Ku berada.” Kemudian Musa pun berangkat ke tempat itu dengan ditemani seorang muridnya yang bernama Yusya’ bin Nun, dengan membawa seekor ikan di dalam keranjang yang terbuat dari daun kurma. Keduanya berjalan kaki menuju tempat tersebut. Ketika keduanya sampai di sebuah batu besar, mereka pun tertidur lelap. dan tiba-tiba ikan yang berada di dalam keranjang tersebut, berguncang keluar, lalu masuk ke dalam air laut. Lalu ikan itu melompat ke laut dan berenang di dalamnya. Kemudian Allah menahan air yang dilalui ikan tersebut, hingga menjadi terowongan. Akhirnya mereka berdua melanjutkan perjalanannya hingga waktu berlalu siang dan malam. Ternyata, murid Nabi Musa lupa untuk menceritakan soal ikan yang hilang dari keranjang kurmanya tersebut. Pada pagi harinya, Nabi Musa berkata kepada muridnya; “Bawalah makanan kita kemari! Sesungguhnya saya merasa letih karena perjalanan kita ini.” Tak jauh dari tempat peristirahatan, muridnya pun berkata “Wahai Musa, aku lupa menceritakan padamu mengenai ikan yang kamu bawa di keranjang kurma itu, tatkala kita mencari tempat berlindung di batu besar dan tertidur, ikan tersebut mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali.” Musa berkata, “Itulah tempat yang sedang kita cari.” Lalu keduanya kembali mengikuti jalan mereka semula. Kemudian keduanya menelusuri jejak dimana ikan tersebut melompat ke air laut. Setelah keduanya tiba di batu besar tadi, maka mereka melihat seorang laki-laki yang sedang tertidur berselimutkan kain. Lalu Nabi Musa Alaihis Salam mengucapkan salam kepadanya. Nabi Khidir bertanya kepada Musa; “Siapakah kamu?” Musa berkata, “Saya adalah Musa.” Nabi Khidir bertanya, “Musa Bani Israil?” Nabi Musa menjawab, “Ya”. Kemudian Nabi Musa menyampaikan maksud kedatangannya, yaitu ingin berguru kepada Khidir. Lalu Nabi Khidir mengatakan, “Sesungguhnya kamu tidak akan pernah sanggup dan sabar bersamaku. Bagaimana kamu bisa sabar atas sesuatu yang belum kamu ketahui?” Musa berkata, “Insya Allah, engkau akan mendapatiku sebagai orang yang sabar dan aku pun tidak akan menentangmu dalam suatu urusan apapun.” Khidir menjawab, “Jika kamu tetap mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan sesuatu hingga aku sendiri yang akan menerangkannya kepadamu.”Musa menjawab, “Baiklah”. Kemudian Nabi Musa dan Nabi Khidir berjalan menyusuri pantai. Tak lama kemudian ada sebuah perahu yang lewat. Lalu keduanya meminta tumpangan pada perahu tersebut. Ternyata orang-orang yang ada dalam perahu itu, mengenal Nabi Khidir dengan baik, hingga akhirnya mereka tidak diminta untuk membayar upah atas tumpangan tersebut. Setelah itu, Nabi Khidir mendekat ke salah satu papan di bagian perahu tersebut dan melobanginya. Melihat hal itu, Musa menegur dan memarahinya, seraya berkata, “Mereka ini adalah orang-orang yang mengangkut kita tanpa meminta upah, tetapi mengapa kamu malah melubangi perahu mereka? Apakah kamu ingin meneggelamkan penumpangnya?” Khidir menjawab, “Bukankah aku telah mengatakan padamu untuk tidak bertanya dan bersabar untuk mengikutiku?” Musa berkata sambil merayu, “Janganlah kamu menghukumku karena kekhilafanku”. Tak lama kemudian, keduanya pun turun dari perahu tersebut. Kemudian, Ketika keduanya sedang berjalan-jalan di tepi pantai, tiba-tiba ada seorang anak kecil yang sedang bermain dengan teman-temannya. Lalu, Nabi Khidir segera memegang dan membekuk kepala anak kecil itu dengan tangannya hingga ia menemui ajalnya. Dengan gusarnya Nabi Musa, kemudian ia berupaya untuk menghardik Nabi Khidir, “Mengapa kamu bunuh anak yang tak berdosa, sedangkan anak kecil itu belum pernah membunuh? Sungguh kamu telah melakukan perbuatan yang munkar.” Khidir berkata, “Bukankah sudah aku katakan bahwasanya kamu tidak akan mampu untuk bersabar dalam mengikutiku. Dan ini melebihi dari yang sebelumnya.” Musa berkata, “Jika aku bertanya kepadamu tenteng sesuatu setelah ini, maka janganlah kamu perbolehkan aku untuk menyertaimu. Sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur maaf kepadaku.” Selanjutnya Nabi Musa dan Nabi Khidir melanjutkan perjalanannya. Ketika mereka berdua tiba di suatu negeri, maka keduanya pun meminta jamuan dari penduduk negeri tersebut, tapi sayangnya penduduk tersebut enggan menjamu keduanya. Lalu keduanya mendapati sebuah dinding rumah yang hampir roboh, namun Nabi Khidir langsung menegakkannya memperbaikinya. Melihat kejadian itu, Musa berkata kepada Khidir, “Kamu telah mengetahui bahwa para penduduk negeri yang kita datangi ini enggan menyambut dan menjamu kita. Jika kamu ingin menolongnya, maka kamu bisa meminta upah untuk membenarkan rumahnya”. Akhirnya Khidir berkata, “Inilah perpisahan antara aku dan kamu. Aku akan beritahukan kepadamu tentang rahasia yang mana kamu tidak sabar akan kejadian-kejadian tersebut.” Rahasia dibalik kejadian tersebut adalah, perihal perahu yang telah aku lobangi itu dikarenakan, di depan mereka ada seorang penguasa dholim yang akan merampas setiap perahu yang masih bagus. Sedangkan anak kecil yang dibunuh Nabi Khidir nantinya akan menjadi kafir sedangkan kedua orang tuanya mukmin. Adapun alasan Nabi Khidir menenggakan rumah yang hampir roboh tersebut adalah, sebab didalamnya terdapat harta anak yatim. Dalam riwayat tersebut juga disebutkan, bahwa Rasul SAW berkata, “Jika saja Nabi Musa mampu bersabar, maka pastilah kita akan mendapatkan cerita yang lebih panjang lagi.” Hikmah dari kisah perjalanan Nabi Musa dan Nabi Khidir adalah setiap orang mempunyai kelebihan masing-masing, sebab terkadang kita mengetahui apa yang tidak diketahui orang lain, begitupun sebaliknya. Dan setinggi apapun ilmu yang dimiliki manusia tetap saja tidak ada bandingannya dengan ilmu yang dimiliki oleh Allah. Oleh sebab itu, tak pantas jika kita menyombongkan atas apa yang kita punya, karena semuanya adalah milik Allah SWT. Smoga bermanfaat. Wallahu A’lam Bissshowab. Writer Recent Posts Aktivis at LPM Nabawi Darus-Sunnah Santri Pondok Pesantren Darus Sunnah Mahasiswa Fakultas Dirosat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah
MUSA alaihis salam adalah nabi paling mulia di kalangan Bani Israil. Beliau bergelar kalimullah – orang yang diajak bicara langsung oleh Allah di dunia –. Dan beliau termasuk salah satu nabi ulul azmi. Dalam al-Quran, perjalanan beliau paling banyak disebutkan oleh Allah, setelah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Sebagian yang menghitung, nama beliau disebutkan sebanyak 136 kali dalam al-Quran. Kisah Musa Allah sebutkan secara terperinci ada di 4 surat al-Baqarah, al-A’raf, Thaha, dan al-Qashas. Umat beliau, Bani Israil, adalah umat yang paling afdhal di zamannya. Allah berfirman, يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan ingatlah pula bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat. QS. al-Baqarah 47 BACA JUGA Saran Nabi Musa kepada Rasulullah di Isra Miraj Dan perlu dipahami, umat Muhammad shallallahu alaihi wa sallam lebih baik dari mereka. Karena Allah sebut umat Muhammad sebagai khoiru ummah. Allah berfirman, كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ “Kalian adalah sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia.” QS. Ali Imran 110. Agar Direnungkan Ketika kisah Musa banyak disebutkan dalam al-Quran, menunjukkan bahwa Allah menghendaki agar kita banyak merenungkan perjalanan hidupnya. Mengambil pelajaran tentang bagaimana ujian berat yang dialami Musa. Dari mulai menghadapi Firaun, hingga menghadapi Bani Israil yang keras kepala. Allah sebut Musa dalam al-Quran, sebagai Nabi yang mendapatkan banyak ujian, وَفَتَنَّاكَ فُتُونًا “Aku akan mengujimu dengan berbagai macam ujian.” QS. Thaha 40 Ujian yang dialami Musa adalah ujian menjalani hidup di tengah masyarakat. Bukan ujian kemiskinan, ujian sakit, atau musibah bencana alam. Yang ujian ini, sangat mirip dengan apa yang akan dialami Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan kaum muslimin yang menjadi umatnya. Said bin Jubair pernah bertanya kepada Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, apa yang dimaksud futun banyak ujian. Lalu Ibnu Abbas membaca ayat-ayat yang menceritakan Musa dari awal. Beliau sebutkan kisah Firaun, upaya pembantaian yang dia lakukan terhadap bayi lelaki, kemudian kisah Musa dilempar di sungai dan ditemu oleh keluarga Firaun. Kemudian kisah Musa menarik jenggotnya firaun, hingga Musa diberi pilihan antara kurma dan bara. Termasuk kisah dia membunuh orang mesir, lalu dia lari ke Madyan dan menikah dengan salah satu putri orang tua di Madyan. Kemudian Musa kembali ke Mesir, dan beliau salah jalan di kegelapan malam, hingga beliau melihat api dan mendapat wahyu dari Allah. BACA JUGA Doa Nabi Musa Kata Ibnu Zubair, وكان عند تمام كل واحدة منها يقول هذا من الفتون يا ابن جبير Setelah Ibnu Abbas menyebutkan semuanya, dia mengatakan, “Inilah fitnah-fitnah itu wahai Ibnu Jubair.” Tafsir Ibn Katsir, 5/285. Allahu a’lam. Sumber Konsultasi Syariah
kisah bergurunya nabi musa alaihissalam disebutkan dalam alquran surah