Kisahluqman merupakan teladan pendidikan orang tua kepada - 5965054 aditya332 aditya332 01.05.2016 B. Arab Sekolah Dasar terjawab Kisah luqman merupakan teladan pendidikan orang tua kepada 1 Lihat jawaban Iklan
Jikapendidikan hormat kepada sesama ini berhasil maka radikalisme dan fundamentalisme atas dasar agama tidak akan terjadi. Karena manusia akan sadar bahwa keluarga terbentuk atas ikatan. Seluruh manusia ini adalah keluarga Karena terikat dalam penciptaan yang sama yaitu dari Allah SWT. Selanjutnya, Luqman meminta anaknya untuk mendirikan shalat.
merupakankandungan Al-Qur'an Surat Luqman ayat 13-19 yang berisi tentang kisah Luqman. Dalam kisah tersebut terdapat nilai-nilai bimbingan yang dapat diambil sebagi pelajaran yang masih sangat relevan dan dapat dijadikan rujukan untuk diaplikasikan dalam peroses bimbingan, khususnya bimbingan orang tua kepada anaknya. Dari uraian tersebut
Bukutuntunan kisah kisah teladan berbakti kepada orang tua di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan.
Luqman merupakan sosok budak hitam, akan tetapi Alah abadikan karena ketakwaan dan kesalihannya. - Ada 2 manusia yang diabadikan Allah dalam Al-Quran selain para Nabi yaitu Luqman dan Maryam. B. Kemuliaan Luqmanul Hakim - Luqmanul Hakim adalah seorang hamba yang gemar bertafakur, berkeyakinan baik dan cinta kepada Allah.
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Source Mengenal Kisah Luqman sebagai Teladan Pendidikan Orang Tua Kisah Luqman merupakan sebuah kisah inspiratif yang terkenal di Indonesia sebagai teladan bagi orang tua dalam mendidik anak-anak mereka. Kisah ini berasal dari Al-Quran surah Luqman 3112-19, yang menceritakan tentang kehidupan seorang pria bijak bernama Luqman yang memberikan nasihat-nasihatnya kepada putranya tentang cara hidup yang baik. Dalam kisah ini, Luqman tidak hanya memberikan nasihat yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat, tetapi juga memberikan contoh yang baik dengan tindakan-tindakan yang ia lakukan. Luqman dikenal sebagai sosok yang bijaksana dan sabar. Ia selalu berbicara dengan kata-kata yang baik dan tidak memihak pada salah satu anaknya. Ia juga memiliki kepribadian yang santun dan berakhlak mulia. Semua tindakan Luqman memang di luar jangkauan kebanyakan orang, namun kisah ini memberikan pengajaran bagi setiap orang, terutama bagi orang tua dalam mendidik anak-anak mereka. Luqman memberikan banyak nasihat pada putranya dalam kisah tersebut, seperti membawa hikmah, tidak sombong, bersyukur, dan berbuat baik kepada sesama. Selain itu, Luqman juga menyampaikan bahwa kesuksesan dalam hidup tidak hanya didapatkan melalui kekayaan atau status sosial, tetapi juga bisa didapatkan melalui sopan santun, berakhlak mulia, dan prestasi yang dihasilkan. Nasihat-nasihat Luqman bisa menjadi pedoman bagi setiap orang tua dalam mendidik anak-anak mereka. Orang tua bisa mengajarkan anak-anaknya cara hidup yang baik dengan memberikan contoh tindakan yang baik dan mengajarkan kebaikan dalam kata-kata yang mereka ucapkan. Orang tua juga perlu mengajari anak-anak mereka untuk menghargai dan bersyukur atas apa yang dimiliki, serta berbuat baik kepada sesama. Selain itu, orang tua juga harus menyadari bahwa kesuksesan anak tidak bisa dinilai hanya dari material yang dimiliki, tetapi juga dari nilai-nilai moral yang dimiliki anak. Anak yang sopan santun dan berakhlak mulia akan lebih berhasil dalam hidup daripada anak yang hanya memiliki kekayaan dan status sosial yang tinggi. Kisah Luqman juga mengajarkan tentang pentingnya berbicara dengan kata-kata yang baik dan tidak memihak. Orang tua bisa mempraktikkan ini dengan tidak membandingkan salah satu anak dengan anak yang lain atau mengkritik anak di depan orang lain. Kritik dan pujian harus disampaikan dengan cara yang taktis dan tidak menyinggung harga diri anak. Terakhir, orang tua juga perlu mendorong anak-anak mereka untuk terus belajar dan berprestasi dalam kehidupan. Mendorong anak-anak untuk terus belajar dan menjadi sosok yang bijaksana akan membantu mereka mencapai kesuksesan dan kebahagiaan di masa depan. Kisah Luqman bukan hanya sebuah cerita, tetapi merupakan sebuah inspirasi bagi setiap orang, terutama orang tua, dalam mendidik anak-anak mereka. Orang tua bisa mengajarkan anak-anak mereka untuk menjadi sosok yang bijaksana dan berakhlak mulia, seperti Luqman dalam kisah tersebut. Pesan-pesan Moral dalam Kisah Luqman yang Perlu Diterapkan dalam Pendidikan Anak Setiap orang tua pasti ingin melahirkan anak yang kuat iman, akhlak mulia dan cerdas. Untuk itulah, orang tua harus memiliki tanggung jawab penuh dalam membentuk kepribadian anak. Namun, sebagai manusia yang rentan terhadap kesalahan, tentu saja kita memerlukan acuan dalam mendidik anak. Salah satu sumber acuan yang bisa diambil acuan dalam mendidik anak adalah kisah Luqman. Kisah ini sangat terkenal dan sering dibahas di berbagai kesempatan baik di dalam maupun di luar lingkungan keagamaan. Luqman sendiri adalah seorang budak yang diberikan hikmah oleh Allah SWT, sehingga dia menjadi orang yang bijak. Dalam kisah ini terdapat banyak pesan moral yang penting untuk diterapkan dalam pendidikan anak. Berikut ini adalah beberapa pesan moral penting yang terkandung dalam kisah Luqman 1. Pentingnya Ketaqwaan Kepada Allah SWT Salah satu pesan moral dalam kisah Luqman adalah pentingnya ketaqwaan kepada Allah SWT. Luqman mengajarkan kepada anaknya agar selalu mempraktikkan ibadah, mengingat Allah SWT dalam setiap aktifitasnya dan menghindari hal-hal yang dapat membuat hatinya jauh dari Allah SWT. Hal ini harus menjadi pelajaran bagi setiap orang tua untuk selalu menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam keluarga, seperti mengajarkan anak untuk salat, membaca Al-Quran dan memahami artinya, serta mengamalkan ajaran Islam secara konsisten. 2. Pentingnya Adab dan Akhlak yang Baik Tidak hanya ketaqwaan kepada Allah saja, pesan moral dalam kisah Luqman juga menekankan pentingnya adab dan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Luqman mengajari anaknya untuk bersikap sabar, jujur, berbakti kepada kedua orang tua, tidak sombong, dan menghormati sesama. Nilai-nilai ini harus menjadi pelajaran penting dalam mendidik anak, agar mereka menjadi dewasa yang memiliki moral dan sikap yang baik. Orang tua harus memperlihatkan contoh adab dan akhlak yang baik agar anak-anak dapat mencontohnya. Jangan lupa untuk melakukan koreksi dan memberikan penjelasan yang tepat apabila kita menemukan perilaku negatif pada anak kita. Dengan memberikan contoh dan pengertian yang tepat, anak-anak akan dapat mempertajam derajat moral dan akhlak mereka. 3. Pentingnya Pendidikan Luqman juga mengajarkan anaknya tentang pentingnya pendidikan. Meski dia sendiri tidak memiliki gelar terhormat atau harta yang melimpah, Luqman tampil sebagai orang terpelajar pada zamannya. Dia selalu memotivasi anaknya untuk mencari ilmu dan menjadi orang yang cerdas. Hal ini tentunya menyiratkan pesan penting bagi setiap orang tua dalam mendidik anak, yaitu memberikan kesempatan yang luas bagi anak untuk belajar, mengaktifkan daya penalaran, dan memberikan pengalaman yang lebih luas agar anak dapat meningkatkan kemampuan dan memiliki kemampuan untuk berprestasi. 4. Pentingnya Bersyukur Terakhir, pesan moral dalam kisah Luqman adalah betapa pentingnya bersyukur untuk setiap nikmat yang Allah SWT berikan. Luqman mengajarkan anaknya bahwa setiap nikmat yang diberikan Allah SWT harus dijadikan motivasi dalam membaktikan diri kepada Allah SWT. Hikmah ini harus menjadi pelajaran bagi setiap orang tua dalam mendidik anak agar selalu dankan selalu bersyukur untuk hal-hal yang diberikan oleh Allah SWT. Kisah Luqman merupakan hikmah besar yang harus menjadi model pembelajaran dalam mendidik anak. Pesan-pesan moral dalam kisah ini sangat menyentuh hati, yaitu tentang pentingnya ketaqwaan kepada Allah SWT, adab dan akhlak yang baik, pendidikan, dan bersyukur. Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita harus menjadi model teladan bagi anak-anak dengan mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat iman, akhlak mulia, cerdas, dan siap menghadapi tantangan kehidupan. Bagaimana Kisah Luqman Dapat Membentuk Karakter dan Kepribadian Anak Kisah Luqman merupakan cerita yang sangat terkenal di Indonesia. Kisah ini mengisahkan tentang seorang ayah yang bijak, yang memberikan banyak pelajaran bermakna kepada anaknya. Di Indonesia, kisah Luqman sering dijadikan sebagai teladan pendidikan bagi orang tua dalam membentuk karakter dan kepribadian anak. Bagaimana kisah Luqman dapat membentuk karakter dan kepribadian anak? Berikut adalah tiga hal yang dapat diperhatikan 1. Memperlihatkan Kasih Sayang dan Perhatian Salah satu pelajaran yang diambil dari kisah Luqman adalah tentang kasih sayang dan perhatian yang harus diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Luqman selalu menunjukkan kasih sayangnya kepada anaknya dengan memberikan perhatian penuh ketika sedang bercakap-cakap atau memberikan nasihat. Banyak pengalaman orang tua di Indonesia yang terlalu fokus pada pekerjaan mereka sehingga sulit memberikan perhatian penuh kepada anak-anak mereka. Oleh karena itu, kisah Luqman dapat menjadi contoh bagi orang tua untuk selalu memperlihatkan kasih sayang dan perhatian terhadap anak-anak mereka. 2. Memberikan Pendidikan yang Baik Kisah Luqman juga menjadi teladan dalam memberikan pendidikan yang baik kepada anak. Luqman selalu memberikan nasihat yang baik kepada anaknya agar ia menjadi anak yang cerdas, rendah hati, dan patuh kepada Allah SWT. Sebagai orang tua, memberikan pendidikan yang baik kepada anak adalah hal yang sangat penting agar ia dapat memiliki karakter dan kepribadian yang baik dan berkualitas. Dalam memberikan pendidikan, orang tua harus mampu mengarahkan anak ke arah yang baik dan memberikan pengalaman yang berkualitas agar anak dapat memahami nilai-nilai moral dan etika dengan mudah. 3. Mendidik dengan Contoh yang Baik Seperti yang terlihat pada kisah Luqman, ia berhasil membentuk karakter anaknya karena selalu memberikan contoh yang baik. Luqman selalu berperilaku sopan, rendah hati, dan patuh kepada Allah SWT. Perilaku baik yang ia tunjukkan membuat anaknya sadar bahwa ia harus mencontoh perilaku ayahnya dan menjalankan ajaran Islam yang diterapkan oleh Luqman. Sebagai orang tua, mendidik dengan contoh yang baik adalah hal yang penting. Anak akan lebih mudah meniru perilaku orang tua daripada hanya dengan kata-kata. Oleh karena itu, orang tua harus mengedepankan perilaku yang baik dan memperlihatkan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengasuh dan membentuk karakter anak, kisah Luqman dapat menjadi teladan bagi orang tua di Indonesia. Luqman memberikan banyak pelajaran bermakna, seperti memperlihatkan kasih sayang dan perhatian, memberikan pendidikan yang baik, dan mendidik dengan contoh yang baik. Dengan mempertimbangkan tiga hal tersebut, orang tua dapat membentuk karakter dan kepribadian anak dengan lebih baik. Pendidikan Agama dalam Kisah Luqman Bagaimana Mengajarkan Nilai-nilai Kesalehan Kisah Luqman merupakan salah satu kisah dalam Al-Quran yang mengajarkan tentang kebijaksanaan dan kesalehan. Kisah ini juga menjadi teladan pendidikan bagi orang tua dalam mengajarkan nilai-nilai agama kepada anak-anaknya. Salah satu nilai kesalehan yang dapat diambil dari kisah Luqman adalah taqwa atau takut kepada Allah SWT. Luqman mengajarkan hal ini kepada anaknya dengan cara yang sederhana namun memiliki makna yang dalam. Dalam Al-Quran surah Luqman ayat 13, Luqman mengatakan “Wahai anakku, janganlah sekali-kali engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang Dari ayat ini, dapat dipahami bahwa Luqman memberikan pengajaran kepada anaknya tentang pentingnya taqwa atau takut kepada Allah SWT. Sebagai orang tua, kita juga perlu mengajarkan nilai taqwa ini kepada anak-anak kita dengan memberikan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selain nilai taqwa, kisah Luqman juga mengajarkan tentang pentingnya bersyukur kepada Allah SWT. Dalam Al-Quran surah Luqman ayat 12, Luqman mengatakan “Dan sesungguhnya Allah telah memberikan kepadamu nikmat yang besar yaitu agama Islam, oleh karena itu, janganlah kamu meremehkan nikmat Nilai bersyukur ini sangat penting untuk diajarkan kepada anak-anak. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengajarkan nilai ini dengan mengajak anak-anak untuk bersyukur atas segala nikmat yang Allah SWT berikan kepada mereka, seperti kesehatan, pendidikan, dan keluarga yang selalu mendukung. Selain nilai taqwa dan bersyukur, kisah Luqman juga mengajarkan tentang pentingnya berbuat baik kepada sesama. Dalam Al-Quran surah Luqman ayat 18, Luqman mengatakan “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di bumi dengan sombong. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan Nilai berbuat baik ini dapat diajarkan kepada anak-anak dengan mengajak mereka melakukan kebaikan kepada orang lain. Kita dapat memotivasi mereka untuk membantu orang yang membutuhkan atau mengajarkan mereka untuk menghargai orang lain tanpa memandang latar belakang atau status sosial. Selain nilai-nilai di atas, kisah Luqman juga mengajarkan tentang pentingnya berdoa dan menghindari dosa besar. Dalam Al-Quran surah Luqman ayat 17, Luqman mengatakan “Dan janganlah kamu tinggalkan solat dan janganlah kamu masuk ke dalam dosa besar, sesungguhnya dosa besar itu adalah perbuatan yang amat Kita perlu mengajarkan nilai berdoa dan menghindari dosa besar ini kepada anak-anak dengan memberikan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat memotivasi mereka untuk selalu berdoa kepada Allah SWT dan menghindari segala bentuk dosa besar yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Secara keseluruhan, kisah Luqman dapat dijadikan sebagai teladan pendidikan bagi orang tua dalam mengajarkan nilai-nilai agama kepada anak-anak. Dengan mengajarkan nilai taqwa, bersyukur, berbuat baik, berdoa dan menghindari dosa besar, maka anak-anak akan tumbuh menjadi sosok yang saleh dan berakhlak mulia. Bagaimana Orang Tua Dapat Mengaplikasikan Kisah Luqman dalam Mendidik Anak di Era Digital Masa kini, banyak anak-anak yang lebih akrab dengan teknologi dibandingkan buku. Hal ini membuat orang tua harus pintar-pintar menyiasati agar anak-anak tetap belajar nilai-nilai positif, termasuk nilai-nilai agama. Salah satu kisah yang dapat dijadikan teladan adalah kisah Luqman. Bagaimana orang tua dapat mengaplikasikan kisah Luqman dalam mendidik anak di era digital? Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan 1. Menjelaskan Kisah Luqman Secara Singkat dan Menarik Sebelum mulai mengajarkan nilai-nilai yang terkandung dalam kisah Luqman, orang tua dapat menjelaskan kisah tersebut secara singkat dan menarik. Bisa menggunakan media seperti video atau animasi agar anak-anak lebih tertarik. Setelah itu, orang tua dapat mulai membahas nilai-nilai yang bisa dipetik dari kisah tersebut. 2. Menggunakan Buku Cerita Di era digital, buku cerita masih menjadi bahan refrensi yang baik bagi anak-anak untuk belajar. Orang tua dapat mencari buku cerita yang menceritakan kisah Luqman agar anak-anak lebih mudah memahami. Selain itu, bisa juga diminta anak-anak untuk membaca buku tersebut secara mandiri, sehingga mereka dapat belajar sendiri dan berkreasi sendiri. 3. Meminta Anak Menceritakan Ulang Kisah Luqman Setelah anak-anak memahami cerita Luqman, orang tua dapat meminta mereka untuk menceritakan ulang kisah tersebut. Ini bertujuan agar anak-anak dapat lebih mengingat cerita dan nilai-nilai yang terkandung. Selain itu, anak-anak juga bisa berlatih public speaking dan meningkatkan kreativitasnya dalam menceritakan kisah ini dengan cara yang menarik. 4. Menjelaskan Nilai-nilai yang Terkandung di Dalam Kisah Luqman Setelah anak-anak paham dengan cerita Luqman, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah menekankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Seperti mengajarkan anak untuk jujur, ramah, sabar dan lain sebagainya. Nilai-nilai ini dapat dibahas secara langsung atau tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari. 5. Mengajarkan Bagaimana Memanfaatkan Teknologi dengan Bijak Teknologi memang sangat membantu, namun jika tidak digunakan dengan bijaksana akan membawa dampak negatif bagi anak. Oleh karena itu, orang tua harus mengajarkan anak untuk memanfaatkan teknologi dengan bijak dan tidak berlebihan. Seperti memberi batasan waktu dalam penggunaan gadget, mengawasi anak saat menggunakan internet, serta memberikan pengertian mengenai bahaya yang ada di dunia maya. Dengan begitu, anak dapat menghindari dampak negatif dari teknologi dan tetap belajar dengan nyaman. Semoga dengan menerapkan kisah Luqman dalam mendidik anak, orang tua dapat membantu anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang baik dan terdidik dengan baik di era digital.
Kisah atau sejarah adalah salah satu bagian dari kandungan yang terdapat dalam al-Qur’an. Pengungkapan berbagai bentuk kisah itu bukan tanpa makna dan nilai, karenaAllah tegaskan bahwa pada kisah-kisah itu terdapat ibrah pelajaran yang dapat ditangkap oleh orang-orang yang punya nyali tinggi yang al-Qur’an menyebutnya dengan istilah ulul suatu kisah itu adalah tentang Luqmanul Hakim terdapat dalam surat ke31, yaitu Surat Luqman. Luqman banyak memberikan berbagai petunjuk kepada anaknya, hal itu dapat dilihat pula dalam berbagai perspektif; akidah, ibadah, dan akhlak. Pengungkapan kisah Luqman ini dalam al-Qur’an dapat dijadikan acuan dan pedoman dasar bagi keluarga Muslim,-terutamauntuk dikembangkan dan diaplikasikan bagi keluarga masing-masing yang muaranya untuk menampakkan dan memainkan peran keluarga dalam pendidikan generasi muda, terutama dalam pembentukan keluarga yang Islami, tentu saja dalam perspektif dunia pendidikan. Hal itu, secara spesifik dapat dikategorikan tentang materi pendidikan, metode pendidikan, bahkan seni mendidik. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 105 PENAFSIRAN KISAH LUQMAN DALAM AL-QUR’AN Relevansinya dengan Pendidikan Keimanan dalam Keluarga Rusydi AM UIN Imam Bonjol Padang E-mail Abstrak Kisah atau sejarah adalah salah satu bagian dari kandungan yang terdapat dalam al-Qur’an. Pengungkapan berbagai bentuk kisah itu bukan tanpa makna dan nilai, karenaAllah tegaskan bahwa pada kisah-kisah itu terdapat ibrah pelajaran yang dapat ditangkap oleh orang-orang yang punya nyali tinggi yang al-Qur’an menyebutnya dengan istilah ulul suatu kisah itu adalah tentang Luqmanul Hakim terdapat dalam surat ke31, yaitu Surat Luqman. Luqman banyak memberikan berbagai petunjuk kepada anaknya, hal itu dapat dilihat pula dalam berbagai perspektif; akidah, ibadah, dan akhlak. Pengungkapan kisah Luqman ini dalam al-Qur’an dapat dijadikan acuan dan pedoman dasar bagi keluarga Muslim,-terutamauntuk dikembangkan dan diaplikasikan bagi keluarga masing-masing yang muaranya untuk menampakkan dan memainkan peran keluarga dalam pendidikan generasi muda, terutama dalam pembentukan keluarga yang Islami, tentu saja dalam perspektif dunia pendidikan. Hal itu, secara spesifik dapat dikategorikan tentang materi pendidikan, metode pendidikan, bahkan seni mendidik. Kata kunci Kisah, ibrah, ulul al-bab, tauhid, pendidikan, keluarga. Pendahuluan Keimanan merupakan keyakinan yang harus dimiliki oleh umat yang beragama, terutama penganut Islam, keimanan menjadi penentu dan identitas seseorang dalam meyakini Allah sebagai perkembangannya, keimanan mampu menjadi pengontrol dalam menjalani kehidupan juga bahwa keimanan mampu untuk memberikan motivasi guna melaksanakan berbagai perintah dan meninggalkan larangan-larangannya. Sehingga konsep dosa dan pahala tertanam dalam hidupnya. Kewajiban bagi setiap muslimin dan muslimat untuk mengetahui tiga hal pokok dalam agama, yaitu mengetahui Rabbnya, mengetahui agamanya dan mengetahui terhadap ketiga hal pokok tersebut bukan hanya sekedar pengetahuan saja, akan tapi harus dibenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dan itulah yang dimaksud dengan iman. Dan keimanan yang ada pada seseorang harus senantiasa ada dan berkembang serta harus benar-benar dijaga kemurniannya. Tidaklah dibenarkan jika keimanan itu dicampuradukkan dengan berbagai kegiatan yang bertabur khurafat dan takhayul. Dan jika hal itu terjadi bukan lagi keimanan namanya melainkan kemusyrikan. Saat ini fenomena kemusyrikan sudah banyak yang dibingkai dengan 106 Jurnal Ulunnuha Vol. 8 2019 bingkai agama, sehingga ada sebagian orang yang mempunyai anggapan keliru di saat selesai melakukan perbuatan syirik yang dibingkai dengan bingkai agama itu bahwa dia telah melaksanakan ajaran agama, padahal apa yang dia lakukan adalah perbuatan yang penuh dengan kesyirikan. Syirik adalah dosa besar yang tidak akan diampuni Allah manakala orang yang bersangkutan tidak mohon ampunan-Nya sebelum dia meninggal dunia. Selain fenomena kemusyrikan, yang harus diwaspadai agar keimanan kita dan peserta didik tetap ada dan terjaga kemurniannya adalah “Riddah” atau keluar dari ajaran Islam. Fenomena yang kedua ini tidak kalah dahsyatnya berkembang dalam kehidupan sehari-hari dan kebanyakan diantara kita sering tidak sadar bahwa apa yang diucapkan, yang diperbuat, termasuk yang digerakan dikeretegkeun sunda dalam hati bisa menyebabkan keluarnya kita dari Agama Islam murtad.Sesuai dengan latar belakang di atas maka perlu dirumuskan tentang pentingnya pendidikan keimanan sebagai upaya sistematis dalam pendidikan agar keimanan kita tetap terjaga kemurniannya dan terhindar dari berbagai hal yang bisa merusak keimanan kita. Iman menjadi dalam kehidupan manusia dalam menjalan hidup dan kehidupannya. Luqman telah mencontoh langkah antisipatif dan kuratif kepada anak-anaknya agar mereka terhindar kemusyrikan tersebut dan konsekuen dengan tauhid kepada Allah. Pendidikan Keimanan dalam Keluarga Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” yang diberi awalan “pe” dan akhiran “kan”, mengandung arti “perbuatan” hal, cara, dan sebagainya. Istilah pendidikan ini semula berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. 1Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan ialah “Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran.”2 Dalam pandangan agama Islam, keluarga memiliki nilai dan peran yang demikian strategis dan tinggi. Oleh karena itu, Islam memberikan perhatian yang cukup besar terhadap kehidupan keluarga dengan meletakkan dasar-dasar yang arif guna memelihara kehidupan yang harmonis dalam keluarga. Hal itu, karena tidak dapat dibantah bahwa keluara adalah dasar pertama dan utama untuk mewujudkan masyarakat, bahkan bangsa yang damai dan sejahtera, atau negeri yang diistilahkan al-Quran dengan “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur”. Sejalan dengan hal itu Satiadarma menulis Tak disangkal bahwa keluarga merupakan tempat pertama bagi anak untuk belajar interaksi sosial. Melalui keluargalah anak belajar merespon terhadap masyarakat dan beradaptasi di tengah kehidupan masyarakat dan yang lebih luas kelak. Melalui proses inilah, seorang anak secara bertahap belajar mengembangkan potensi diri, dan kemampuannalar serta 1 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta Kalam Mulia, 2002, h. 13 2Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 2007, Cet. III, h. 263 Rusydi AM, Penafsiran Kisah Luqman dalam al-Qur`an 107 imajinasinya dan tahapan perkembangan Ahmad Tafsir menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya. Definisi ini mencakup kegiatan pendidikan yang melibatkan guru maupun yang tidak melibatkan guru pendidik; mencakup pendidikan formal, maupun nonformal serta informal. Segi yang dibina oleh pendidikan dalam definisi ini adalah seluruh aspek kepribadian”.4Pengertian pendidikan menurut Armai Arief yaitu pendidikan merupakan usaha yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam rangka untuk membimbing perkembangan rohani dan jasmaninya menuju ke arah kedewasaan, sehingga dengan adanya bimbingan ini dapat menjadikan anak menjadi manusia yang berguna baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk hidup dalam Kisah Luqman dalam Al Qur’an Di antara ayat-ayat Al-Qur’anyang menjelaskan kisah Luqman terdapat dalam Surat Luqman Ayat13-15berikut ini ْكِﺮْﺸُﺗ َﻻ ﱠَﲏُـﺑ ﺎَﻳ ُﻪُﻈِﻌَﻳ َﻮُﻫَو ِﻪِﻨْﺑِﻻ ُنﺎَﻤْﻘُﻟ َلﺎَﻗ ْذِإَوٌﻢﻴِﻈَﻋ ٌﻢْﻠُﻈَﻟ َكْﺮﱢﺸﻟا ﱠنِإ ِﻪﱠﻠﻟﺎِﺑ١٣ ﺎَﻨْـﻴﱠﺻَوَوٍﻦْﻫَو ﻰَﻠَﻋ ﺎًﻨْﻫَو ُﻪﱡﻣُأ ُﻪْﺘَﻠََﲪ ِﻪْﻳَﺪِﻟاَﻮِﺑ َنﺎَﺴْﻧِْﻹاَﺪِﻟاَﻮِﻟَو ِﱄ ْﺮُﻜْﺷا ِنَأ ِْﲔَﻣﺎَﻋ ِﰲ ُﻪُﻟﺎَﺼِﻓَو ﱠَﱄِإ َﻚْﻳ3Monti P. Satiadarma, Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak Dampak Pigmalion dalam Keluarga, Jakarta Pustaka Populer Obor, 2001, h. 121. 4Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. IX, h. 6 5Armai Arief, Refolmulasi Pendidikan Islam, Jakarta Crsd Press, 2005, Cet. I, h. 17 ُﲑِﺼَﻤْﻟا١٤ ِﰊ َكِﺮْﺸُﺗ ْنَأ ﻰَﻠَﻋ َكاَﺪَﻫﺎَﺟ ْنِإَوِﰲ ﺎَﻤُﻬْـﺒِﺣﺎَﺻَو ﺎَﻤُﻬْﻌِﻄُﺗ َﻼَﻓ ٌﻢْﻠِﻋ ِﻪِﺑ َﻚَﻟ َﺲْﻴَﻟ ﺎَﻣﱠَﱄِإ ﱠُﰒ ﱠَﱄِإ َبﺎَﻧَأ ْﻦَﻣ َﻞﻴِﺒَﺳ ْﻊِﺒﱠﺗاَو ﺎًﻓوُﺮْﻌَﻣ ﺎَﻴْـﻧﱡﺪﻟاْﻢُﺘْﻨُﻛ ﺎَِﲟ ْﻢُﻜُﺌﱢﺒَـﻧُﺄَﻓ ْﻢُﻜُﻌِﺟْﺮَﻣَنﻮُﻠَﻤْﻌَـﺗ١٥Artinya 13. Dan Ingatlah ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar".14. Dan kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah Swt. menceritakan tentang nasehat Luqman kepada anaknya. Luqman adalah anak Anqa ibnu Sadun, dan nama anaknya ialah Saran, menurut suatu pendapat yang diriwayatkan oleh Imam Swt. menyebutkan kisah Luqman dengan baik, bahwa Dia telah menganugerahinya hikmah; dan Luqman memberikan nasehat kepada 108 Jurnal Ulunnuha Vol. 8 2019 anaknya yang merupakan buah hatinya, maka wajarlah bila ia memberikan kepada orang yang paling dikasihinya sesuatu yang paling utama dari pengetahuannya. Karena itulah hal pertama yang dia pesankan kepada anaknya adalah agar dia anaknya menyembah Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Kemudian Luqman memperingatkan anaknya, bahwa ٌﻢﻴِﻈَﻋ ٌﻢْﻠُﻈَﻟ َكْﺮﱢﺸﻟا ﱠنِإ Artinya Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar”. Luqman 31 13.6 Dalam ayat ini Allah tegaskan bahwa perbuatan mempersekutukan Allah syirik itu adalah perbuatan aniaya kezaliman yang paling besar. Bahkan, menurut Said Quthb, bahwa apa yang dilakukan oleh Luqman adalah cerminan betapa besar tanggung jawabnya selaku orang tua terhadap anaknya. Bahkan, dalam ayat ini terdapat dua buah ta’kid penguatan, yaitu dengan mengemukakan larangan dan menjelaskan sebabnya, dan kali kedua dengan adanya “inna” dan “lam” yang menunjukkan Hal ini senada dengan hadis riwayat Bukhari ِﻦَﻋ ،ٌﺮﻳِﺮَﺟ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ ،ُﺔَﺒْﻴَـﺘُـﻗ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ ﱡيِرﺎَﺨُﺒْﻟا َلﺎَﻗِﺪْﺒَﻋ ْﻦَﻋ، َﺔَﻤَﻘْﻠَﻋ ْﻦَﻋ ،َﻢﻴِﻫاَﺮْـﺑِإ ْﻦَﻋ ، ِﺶَﻤْﻋَْﻷاَلﺎَﻗ ،ُﻪْﻨَﻋ ُﻪﱠﻠﻟا َﻲِﺿَر ،ِﻪﱠﻠﻟا ْﺖَﻟَﺰَـﻧ ﺎﱠﻤَﻟ } َﻦﻳِﺬﱠﻟا6Ismail Ibn Katsir al-Qursyi al-Dimasyqi, Tafsir al-Qur’an al-Azhim Kairo Maktabah al-Dakwah al-Islamiyah Syabab Al- Azhar, tt, Juz. III, h. 443 7Said Quthb, Fi Zhilal Al-Qur’an, Kairo Dar al-Syuruq, 1981, Jilid 5, h. 2788 َﳝِإ اﻮُﺴِﺒْﻠَـﻳ َْﱂَو اﻮُﻨَﻣآ ٍﻢْﻠُﻈِﺑ ْﻢُﻬَـﻧﺎ {] ِمﺎَﻌْـﻧَْﻷا٨٢ [ُﻪﱠﻠﻟا ﻰﱠﻠَﺻ ِﻪﱠﻠﻟا ِلﻮُﺳَر ِبﺎَﺤْﺻَأ ﻰَﻠَﻋ َﻚِﻟَذ ﱠﻖَﺷ ،اﻮُﻟﺎَﻗَو ،ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ؟ٍﻢْﻠُﻈِﺑ ُﻪَﻧﺎَﳝِإ ﺲﺒْﻠَـﻳ َْﱂ ﺎَﻨﱡـﻳَأَﻢﱠﻠَﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﱠﻠﻟا ﻰﱠﻠَﺻ ِﻪﱠﻠﻟا ُلﻮُﺳَر َلﺎَﻘَـﻓ" ﻪﻧأَﻊَﻤْﺴَﺗ َﻻَأ ،َكاَﺬِﺑ َﺲْﻴَﻟ َنﺎَﻤْﻘُﻟ ِلْﻮَـﻗ َﱃِإ } ﱠَﲏُـﺑ ﺎَﻳٌﻢﻴِﻈَﻋ ٌﻢْﻠُﻈَﻟ َكْﺮﱢﺸﻟا ﱠنِإ ِﻪﱠﻠﻟﺎِﺑ ْكِﺮْﺸُﺗ َﻻ{ Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Al-A'masy, dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah yang menceritakan bahwa ketika diturunkan firman-Nya Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman syirik. Al-An'am 82 Hal itu terasa berat bagi para sahabat Nabi Saw. Karenanya mereka berkata, "Siapakah di antara kita yang tidak mencampuri imannya dengan perbuatan zalim dosa." Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Bukan demikian yang dimaksud dengan zalim. Tidakkah kamu mendengar ucapan Luqman 'Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.' Luqman 13. Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Al-A'masy dengan sanad yang sama. Kemudian sesudah menasihati anaknya agar menyembah Allah semata. Luqman menasehati pula anaknya agar berbakti kepada dua orang ibu dan bapak. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu Rusydi AM, Penafsiran Kisah Luqman dalam al-Qur`an 109 } ِﻦْﻳَﺪِﻟاَﻮْﻟﺎِﺑَو ُﻩﺎﱠﻳِإ ﻻِإ اوُﺪُﺒْﻌَـﺗ ﻻَأ َﻚﱡﺑَر ﻰَﻀَﻗَوﺎًﻧﺎَﺴْﺣِإ{ Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Al-Isra 23. Di dalam Al-Qur'an sering sekali disebutkan secara bergandengan antara perintah menyembah Allah semata dan berbakti kepada kedua orang tua. Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya } ﻰَﻠَﻋ ﺎًﻨْﻫَو ُﻪﱡﻣُأ ُﻪْﺘَﻠََﲪ ِﻪْﻳَﺪِﻟاَﻮِﺑ َنﺎَﺴْﻧﻹا ﺎَﻨْـﻴﱠﺻَوَوٍﻦْﻫَو{ Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah. Luqman 14 Mujahid mengatakan, yang dimaksud dengan al-wahn ialah penderitaan mengandung anak. Menurut Qatadah, maksudnya ialah kepayahan yang berlebih-lebihan. Sedangkan menurut Ata Al-Khurrasani ialah lemah yang bertambah-tambah. Firman Allah Swt. } ِْﲔَﻣﺎَﻋ ِﰲ ُﻪُﻟﺎَﺼِﻓَو{ dan menyapihnya dalam dua tahun. Luqman 14 Yakni mengasuh dan menyusuinya setelah melahirkan selama dua tahun, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya } ْﻦَﻤِﻟ ِْﲔَﻠِﻣﺎَﻛ ِْﲔَﻟْﻮَﺣ ﱠﻦُﻫَدﻻْوَأ َﻦْﻌِﺿْﺮُـﻳ ُتاَﺪِﻟاَﻮْﻟاَوَﺔَﻋﺎَﺿﱠﺮﻟا ﱠﻢِﺘُﻳ ْنَأ َداَرَأ{ Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Al-Baqarah 233. Berangkat dari pengertian ayat ini Ibnu Abbas dan para imam lainnya menyimpulkan bahwa masa penyusuan yang paling minim ialah enam bulan, karena dalam ayat lain Allah Swt. berfirman }اًﺮْﻬَﺷ َنﻮُﺛﻼَﺛ ُﻪُﻟﺎَﺼِﻓَو ُﻪُﻠَْﲪَو{ Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. Al-Ahqaf 15 Dan sesungguhnya Allah Swt. menyebutkan jerih payah ibu dan penderitaannya dalam mendidik dan mengasuh anaknya, yang karenanya ia selalu berjaga sepanjang siang dan malamnya. Hal itu tiada lain untuk mengingatkan anak akan kebaikan ibunya terhadap dia, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya }اًﲑِﻐَﺻ ِﱐﺎَﻴﱠـﺑَر ﺎَﻤَﻛ ﺎَﻤُﻬَْﲪْرا ﱢبَر ْﻞُﻗَو{ Dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” Al-Isra 24. Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya } ُﲑِﺼَﻤْﻟا ﱠَﱄِإ َﻚْﻳَﺪِﻟاَﻮِﻟَو ِﱄ ْﺮُﻜْﺷا ِنَأ{ Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Luqman 14 Maksud ayat ini adalah bahwasesungguhnya Aku akan memberikan pembalasan dengan pahala yang berlimpah bila kamu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abu Syaibah dan Mahmud ibnu 110 Jurnal Ulunnuha Vol. 8 2019 Gailan. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Sa'id ibnu Wahb yang menceritakan bahwa Mu'az ibnu Jabal datang kepada kami sebagai utusan Nabi Saw. Lalu ia berdiri dan memuji kepada Allah, selanjutnya ia mengatakan Sesungguhnya aku adalah utusan Rasulullah Saw. kepada kalian untuk menyampaikan, "Hendaklah kalian menyembah Allah dan janganlah mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Hendaklah kalian taat kepadaku, aku tidak akan henti-hentinya menganjurkan kalian berbuat kebaikan. Dan sesungguhnya kembali kita hanya kepada Allah, lalu adakalanya ke surga atau ke neraka sebagai tempat tinggal yang tidak akan beranjak lagi darinya, lagi kekal tiada kematian Allah Swt. } َﻚَﻟ َﺲْﻴَﻟ ﺎَﻣ ِﰊ َكِﺮْﺸُﺗ ْنَأ ﻰﻠَﻋ َكاَﺪَﻫﺎَﺟ ْنِإَوﺎَﻤُﻬْﻌِﻄُﺗ ﻼَﻓ ٌﻢْﻠِﻋ ِﻪِﺑ{ Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Luqman 15 Jika keduanya ibu – bapakmu menginginkan dirimu dengan sangat agar kamu mengikuti agama keduanya selain Islam, janganlah kamu mau menerima ajakannya, tetapi janganlah sikapmu yang menentang dalam hal tersebut menghambatmu untuk berbuat baik kepada kedua orang tuamu selama di dunia. } ﱠَﱄِإ َبﺎَﻧَأ ْﻦَﻣ َﻞﻴِﺒَﺳ ْﻊِﺒﱠﺗاَو{ Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku.Luqman 15 Itulah jalannya orang-orang yang beriman. } َنﻮُﻠَﻤْﻌَـﺗ ْﻢُﺘْﻨُﻛ ﺎَِﲟ ْﻢُﻜُﺌﱢﺒَـﻧُﺄَﻓ ْﻢُﻜُﻌِﺟْﺮَﻣ ﱠَﱄِإ ﱠُﰒ{ Kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Luqman 15 Imam Tabrani mengatakan di dalam Kitab al-Asyarah-nya, telah menceritakan kepada kami Abu Abdur Rahman Abdullah ibnu Ahmad ibnu Hambal, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Ayyub ibnu Rasyid, telah menceritakan kepada kami Maslamah ibnu Alqamah, dari Daud ibnu Abu Hindun, bahwa Sa'd ibnu Malik pernah mengatakan bahwa ayat berikut diturunkan berkenaan dengannya, yaitu firman-Nya Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Luqman 15, hingga akhir ayat. Bahwa ia adalah seorang yang berbakti kepada ibunya. Ketika ia masuk Islam, ibunya berkata kepadanya, "Hai Sa'd, mengapa engkau berubah pendirian? Kamu harus tinggalkan agama barumu itu Islam atau aku tidak akan makan dan minum hingga mati, maka kamu akan dicela karena apa yang telah kulakukan itu, dan orang-orang akan menyerumu dengan panggilan, 'Hai pembunuh ibunya!'." Maka aku menjawab, "Jangan engkau lakukan itu, Ibu, karena sesungguhnya aku tidak bakal meninggalkan agamaku karena sesuatu." Maka ibuku tinggal selama sehari semalam tanpa mau makan, dan pada pagi harinya ia kelihatan lemas. Lalu ibuku tinggal sehari semalam lagi tanpa makan, kemudian pada pagi harinya kelihatan bertambah lemas lagi. Dan ibuku tinggal sehari semalam lagi tanpa makan, lalu pada pagi Rusydi AM, Penafsiran Kisah Luqman dalam al-Qur`an 111 harinya ia kelihatan sangat lemah. Setelah kulihat keadaan demikian, maka aku berkata, "Hai ibu, perlu engkau ketahui, demi Allah, seandainya engkau mempunyai seratus jiwa, lalu satu persatu keluar dari tubuhmu, niscaya aku tidak akan meninggalkan agamaku karena sesuatu. Dan jika Allah SWT dalam QS. Luqman [31] 13 tersebut merupakan athaf terhadap makna ayat yang disebutkan sebelumnya. Allah SWT memberikan Lukman hikmah ketika dia dijadikan orang yang bersyukur atas dirinya dan ketika dia dijadikan orang yang memberikan nasehat terhadap orang lain. 8 Demikian ini adalah alasan tingginya derajat seseorang yaitu ketika dia secara pribadi sempurna dan sekaligus menyempurnakan orang lain. Firman Allah “anisykur”hendaklah engkau bersyukur dalam QS. Lukman 3112 adalah isyarat yang menunjukkan kepada adanya penyempurnaan untuk orang lain. Ayat ini mengandung pesan yang halus bahwa Allah menyebutkan kisah Luqman dan memuji usahanya, Allah memberikan petunjuk kepada sianak agar dia belajar dari ayahnya tentang fadhilah nabi, yang memberi petunjuk kepada kerabat dekat dan orang lain. Memberi petunjuk kepada anak adalah sesuatu yang lazim dan semestinya, sedangkan menanggung beban dengan memberi pelajaran kepada orang lain bukanlah sesuatu yang biasa. Dengan demikian, menurut penulis bahwa ayat diatas jelas mengisyaratkan kepada kaum muslimin bahwa pendidikan keimanan merupakan pendidikan yang pertama 8Ismail Ibn Katsir al-Qursyi al-Dimasyqi, h. 445 dan yang utama lagi mendasar yang harus diberikan orang tua kepada anaknya. Hal ini dapat dipahami dari nasehat Luqman kepada anaknya, dimana nasehat yang pertama adalah larangan mensekutukan Allah dengan yang lain, karena menyekutukan Allah merupakan perbuatan zhalim yang sangat besar. Ini dapat dipahami bahwa menanamkan keimanan yang benar kepada anak merupakan perintah Allah yang harus dilakukan oleh setiap orang tua muslim, karena kalau tidak akan berdampak kepada aspek lain dari kehidupan anak, seperti aspek akhlak anak. Disamping itu, ayat ini juga mengisyaratkan bahwa orang tua selaku pendidik keimanan bagi anak, hendaklah terlebih dahulu memiliki keimanan yang sempurna kepada Allah, karena hal ini akan berpengaruh besar kepada keberhasilannya dalam melakukan proses pendidikan keimanan tersebut hal ini sebagaimana tampak pada diri Luqman. Ayat-ayat diatas menggambarkan tentang metode atau cara yang digunakan Al-Qur’andalam melakukan pendidikan keimanan. Adapun caranya adalah dengan menggunakan dialog, yaitu antara Luqman dengan anaknya dan juga Nabi Ibrahim dengan bapak dan kaumnya yang musyrik. Berbagai pertanyaan diajukan Ibrahim kepada bapak dan pengikutnya yang musyrik untuk melemahkan keyakinan yang mereka pegang selama ini. Implikasi Keimanan dalam Pendidikan Islam Uraian mengenai keimnan kepada Allah SWT dan pendidikan keimanan sebagaimana dapat dipahami dari kandungan ayat-ayat diatas memiliki hubungan yang erat dengan 112 Jurnal Ulunnuha Vol. 8 2019 pendidikan Islam. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Keimanan kepada Allah SWT dengan segala uraian yang berkaitan dengannya, selain menjadi materi utama pendidikan Islam, juga dapat menjadi dasar bagi perumusan tujuan pendidikan, dasar penyususnan kurikulum dan aspek-aspek pendidikan lainnya. Dikalangan ahli pendidikan disepakati bahwa mata pelajaran tentang keimanan termasuk mata pelajaran pokok dalam pendidikan dalam kurikulum pendidikan Islam dijumpai mata kuliah atau mata pelajaran akidah Islam, dengan berbagai namanya, seperti, ilmu Aqaid, ilmu Ushuluddin, ilmu Tauhid. Mata pelajaran ini harus diberikan terlebih dahulu dengan alasan bahwa iman merupakan sesuatu yang urgen dalam kehidupan manusiadan sangat menentukan hasil dari segala amal perbuatannya. Selanjutnya tujuan pendidikan Islam juga harus berkaitan dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Para ahli pendidikan Islam sepakat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah menciptakan pribadi-pribadi yang beriman dan taat beribadah kepada Allah SWT dalam arti yang seluas-luasnya. 2. Keimanan kepada Allah SWT berfungsi mendorong upaya peningkatan dibidang pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dipahami dari keharusan orang-orang yang beriman agar memperkuat keimanannya dengan dalil-dalil, baik yang bersifat naqli Al-Qur’andan Hadis maupun dalil-dalil yang bersifat aqli yang dibangun dari argumentasi rasional. Keimanan kepada Allah tidak boleh didasarkan kepada ikut-ikutan atau taqlid. Karena keimanan yang seperti itulah yang akan menimbulkan sikap tanggung jawab, kreatif, dinamis, dan inovatif. Sikap yang demikian muncul sebagai hasil dari proses internalisasi sifat-sifat Allah dalam diri manusia dan manifestasinya dalam kenyataan hidup sesuai kadar keanggupannya. Di dalam surat al-Mujadalah 5911, Allah menjanjikan akan mengangkat derajat seseorang yang memiliki keimanan yang diperkuat oleh ilmu pengetahuan. Nurcholis Madjid, menyatakan bahwa iman mendidik kita untuk mempunyai komitmen kepada nilai-nilai luhur, dan ilmu memberikan kecakapan teknis guna merealisasikannya. Jadi iman dan ilmu secara bersanma akan membuat kita menjadi orang yang baik sekaligus tahu cara untuk mewujudkan kebaikan kita. Maka dengan demikian, dapat dimengerti bahwa iman dan ilmu merupakan jaminan keunggulan dan 3. Orang yang bertanggung jawab dalam menanamkan keimanan ini dalam diri anak adalah orang tua. Orang tua harus punya perhatian yang penuh terhadap pendidikan keimanan anaknya. Adapun cara yang harus ditempuh oleh orang tua agar keimanan itu tertancap dikalbu anak adalah diantaranya dengan mengazankan dan 9Nurcholis Madjid,Pintu-pintu Menuju Tuhan, Jakarta Paramadina, 1995, Rusydi AM, Penafsiran Kisah Luqman dalam al-Qur`an 113 mengiqamatkan anak ketika baru dilahirkan. 4. Memberi nama yang baik, serta memberi makan dengan makanan yang halal lagi baik. Disamping itu, orang tua selaku pendidik harus memiliki keimanan yang mantap dan kokoh terlebih dahulu. 5. Adapun metode yang biasa digunakan dalam pendidikan keimanan itu adalah metode nasehat, dialog, atau tanya jawab, serta metode perenungan observasi, membaca tanda-tanda kekuasaan Allah. Tetapi jadilah kalian orang-orang yang mengesakan-Nya, mengikhlaskan diri hanya kepada-Nya dalam beribadah, dan tiada yang kalian kehendaki dalam ibadah itu selain hanya karena-Nya. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Wadih, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Ishaq, dari Zaid ibnu Abu Maryam yang mengatakan bahwa Umar bersua dengan Mu'az ibnu Jabal, lalu Umar bertanya, "Apakah yang menjaga keutuhan tegaknya umat ini?" Mu'az menjawab, "Ada tiga perkara yang semuanya dapat menyelamatkan mereka, yaitu tetap pada fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu; salat yang merupakan agama; dan taat yang merupakan pemelihara diri dari perbuatan yang diharamkan." Maka Umar berkata, "Engkau benar." Kesimpulan 1. Pendapat sebagian ulama mengatakan bahwa hakikat iman itu tidak hanya tashdiq dengan hati saja, tapi berstruktur murakkab, yaitu tersusun dari tashdiq dengan hati dan iqrar dengan lisan. Kemudian a’mal dengan arkan anggota tubuh. Pendapat ini berkonsekuensi tidak beriman seseorang secara zahir dan batin bila ia hanya membenarkan dengan hati, tetapi tidak diikrarkan dengan lidahnya, padahal ia kuasa melaksanakannya. Akibatnya dia akan menjadi penghuni neraka karena belum dianggap mengaplikasikannya dengan perbuatan. 2. Sedangkan iman secara istilah adalah pengakuan dengan hati, pengucapan dengan lidah, dan pengamalan dengan anggota badan. 3. Uraian mengenai keimanan kepada Allah SWT dan pendidikan keimanan sebagaimana dapat dipahami dari kandungan ayat-ayat diatas memiliki hubungan yang erat dengan pendidikan Islam. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut a. Keimanan kepada Allah SWT dengan segala uraian yang berkaitan dengannya, selain menjadi materi utama pendidikan Islam, juga dapat menjadi dasar bagi perumusan tujuan pendidikan, dasar penyusunan kurikulum dan aspek-aspek pendidikan lainnya. b. Keimanan kepada Allah SWT berfungsi mendorong upaya peningkatan dibidang pengembangan ilmu pengetahuan. c. Orang yang bertanggung jawab dalam menanamkan keimanan ini dalam diri anak adalah orang tua. 4. Adapun metode yang biasa digunakan dalam pendidikan keimanan itu adalah metode 114 Jurnal Ulunnuha Vol. 8 2019 nasehat, dialog, atau Tanya jawab, serta metode perenungan observasi, membaca tanda-tanda kekuasaan Allah. Daftar Kepustakaan Al-Qur’an al-Karim Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Mesir Mustafa Bab al-Halabi, Arief, Armai, Reformulasi Pendidikan Islam, Jakarta Crsd Press, 2005, Cet. I Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta Pustaka Panji Mas,1999 Madjid, Nurcholis, Pintu-pintu Menuju Tuhan, Jakarta, Paramadina, 1995 Quthb, Said., Fi Zhilal Al-Qur’an, Kairo Dar al-Syuruq, 1981, Jilid 5 Al-Razi, Tafsir al-Kabir, juz 25, Abdullah al-Ghamidi, Cara Mengajar Anak/Murid Ala Lukman al-Hakim terj, Yogyakarta Sabil, 2011 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta Kalam Mulia, 2002 Satiadarma, Monti P. Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak Dampak Pigmalion dalam Keluarga, Jakarta Pustaka Populer Obor, 200 Tafsir, Ahmad., Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. IX, h. 6 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 2007, Cet. III ... All are examples from which servants can learn lessons and gain wisdom Firdaus et al., 2021. In addition, this method is a basic guideline for parents in educating their children, specifically regarding matters of faith, such as aqidah, worship, and morals Rusydi, 2019. Oleh sebab itu, dalam keluarga Tablighi Jama'ah sendiri menceritakan kisah-kisah islami kepada anak adalah bentuk pendidikan agama untuk anak. ...Soni KaputraAhmad RivauziAzhar JaafarNur Asikin KakohThis study aims to explore the educational model of tawhid for children in the Tablighi Jama’ah family. The study used a qualitative method with an ethnographic approach. Research data is taken through direct interviews with ten informants heads of the Jamaáh Tabligh family, to strengthen the interview data the authors conducted observations for two years by being directly involved in the activities of the Tablighi Jama’ah such as Ijtima', Bayan Markas, Ta'lim Halaqah, Khuruj, Jaulah, and the author keeps in touch directly to all informants' homes. All interview and observation data were then analyzed thematically using NVivo 12 software. Overall, the results of the analysis showed that there were fifteen educational model of tawhid for children in the Tablighi Jamaat family. The fifteen models are i organizing routine ta'lim, ii creating a religious atmosphere at home, iii starting activities with tawhid sentence, iv providing early-agetawhid education, v involving children on da'wah activities, vi educating with muzakarah, vii teaching Islamic etiquette, viii teaching prayers, ix persuading children to pray in the mosque, x be an example in practicing religion, xi Islamic story-telling xii practising Monday and Thursdayfasting, xiii ecnouraging children to khidmat, xiv playing Islamic songs, xv monitoring children's worship. The results of this study can be used as initial data for future researchers in examining different issues related to this problem as well as various other issues relevant to this context.... Berdasarkan pemaparan diatas, dukungan orang tua dalam Islam adalah dengan memberikan pendidikan yang sesuai dengan ajaran agama Islam kepada anak. Allah SWT memerintahkan setiap orang tua muslim agar menanamkan keimananan yang sesuai dengan ajaran agama Islam Rusydi, 2019. Orang tua memiliki kewajiban agar mendidik, dan membimbing anak-anaknya dalam pendidikan tauhid Najib, 2019. ...The virtue of people who study, including college students, in Islam is so great that the fishes in the ocean beg for forgiveness for them. However, the many academic demands faced by students can make them experience stress, anxiety and depression, so they need to be academically resilient. Parents are responsible people and will be held accountable by Allah SWT in educating their children. Parents play an important role in building children’s academic resilience as well. This study aimed to determine how parental support and academic resilience according to Islamic view. The method used in this research is a literature review by analyzing the verses of the Qur'an, hadith and relevant references. The results showed that parental support is essential in making students survive amid academic difficulties they face by providing examples, guidance, advice and Islamic education to their children. Keutamaan penuntut ilmu, termasuk mahasiswa sangat besar di dalam Islam sehingga ikan-ikan di lautan memintakan ampun baginya, tidak terkecuali mahasiswa. Namun banyaknya tuntutan akademik yang dihadapi mahasiswa, berpotensi membuat mereka mengalami stress, kecemasan hingga depresi sehingga memerlukan resiliensi akademik. Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dan akan dimintai pertanggung-jawaban oleh Allah SWT dalam mendidik anaknya. Orang tua juga memainkan peranan penting dalam membentuk resiliensi akademik anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dukungan orang tua dan resiliensi akademik menurut perspektif Islam. Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan studi pustaka dengan menganalisis dari ayat-ayat Al-Qur’an, hadits dan referensi yang relevan. Hasil yang didapatkan bahwa kehadiran dukungan orang tua sangat penting dalam membuat mahasiswa tetap bertahan di tengah kesulitan akademik yang dihadapinya dengan cara memberikan contoh teladan, bimbingan, nasehat dan pendidikan Islam kepada has not been able to resolve any references for this publication.
kisah luqman merupakan teladan pendidikan orang tua kepada