Kisahperjumpaan Sunan Gunung Jati dengan Nabi Khidir dikisahkan dalam Naskah Mertasinga tepatnya pada pupuh IV.18-V .12, pertemuan keduanya terjadi selepas Sunan Gunung Jati merasa putus asa karena dalam perjalanan spiritualnya tidak juga kunjung menjumpai Nabi Muhamad. Dalam kisah sebelumnya dikisahkan bahwa selepas Sunan Gunung Jati
Kisahperjumpaan Sunan Gunung Jati dengan Nabi Khidir dikisahkan dalam Naskah Mertasinga tepatnya pada pupuh IV.18-V .12, pertemuan keduanya terjadi selepas
Dengandemikian, kini Sunan Gunung Jati resmi diangkat sebagai Wali Kutub. Nabi Khidir datang memberikan dua kabar baik sekaligus. Pertama, ia mengabarkan anugerah kewalian kepada Sunana Gunung Jati. Kedua, ia juga mengabarkan bahwa keinginan Sunan Gunung Jati untuk bertemu Nabi Muhammad Saw akan segera terwujud.
Sampaiakhirnya Nabi Khidir mengangkat Sunan Gunung Jati sebagai Wali Kutub. Dalam khazanah dan tradisi tasawuf istilah wali Qutub sangtalah terkenal. Baca Juga: INILAH SUMUR PITU Sunan Gunung Jati dan Pangeran Cakrabuana Dipercaya Memiliki Banyak Khasiat. Jika di Indonesia sendiri istilah ini sering melekat dalam tradisi masyarakat Nahdliyin.
Berikutini kisah Syarif Hidayat, kelak bergelar Sunan Gunung Jati dan pendiri wangsa Cirebon dan Banten, yang bertemu Nabi Khidir. Syahdan, Syarif Hidayat di usianya yang masih muda menemukan sebuah kitab "Usul Kalam" Gedong Agung dalam Istana Banusrail.
Vay Nhanh Fast Money. Kisah Perjumpaan Sunan Gunung Jati Dengan Nabi Khidir Kisah perjumpaan Sunan Gunung Jati dengan Nabi Khidir dikisahkan dalam Naskah Mertasinga tepatnya pada pupuh .12, pertemuan keduanya terjadi selepas Sunan Gunung Jati merasa putus asa karena dalam perjalanan spiritualnya tidak juga kunjung menjumpai Nabi Muhamad. Dalam kisah sebelumnya dikisahkan bahwa selepas Sunan Gunung Jati mempelajari kitab yang membahas rupa dan watak Nabi Muhamad yang tersimpan dalam perpustakaan Istana kerajaan ayahnya, ia menjelma menjadi seorang pemuda yang aneh, sebab selepas ia membaca kitab itu kuat hatinya ingin berjumpa dengan Nabi Muhamad. Meskipun ibu dan kerabatnya telah mengingatkannya bahwa Nabi Muhamad telah lama wafat, Sunan Gunung Jati muda itu tetep kekeh ingin berjumpa dengan Sang Nabi. Keinginan Sunan Gunung Jati untuk menjumpai Nabinya yang telah lama wafat itu kemudian mengantarkannya untuk melakukan pengembaraan Spiritual, ia berkeliling dari satu tempat ke tempat lain di Timur Tengah demi berjumpa dengan Nabinya. Namun, selepas 100 hari perjalanan, ia rupanya tak kunjung menemui Nabi yang dicari, hingga akhirnya dalam tengah perjalanan, tiba-tiba keanehan menerpa jiwanya. Ia diperlihatkan alam nyawa, dimana dalam alam itu ia diperlihatkan orang-orang yang wafat karena Syahid memperjuangkan agama Allah. Belum juga habis rasa herannya dalam memandangi alam nyawa itu, rupanya Sunan Gunung Jati didatangi oleh seorang gagah lagi harum baunya, orang tersebut mendatangi Sunan Gunung Jati dengan mengendarai Kuda Sembrani. Orang itu kemudian memperkenalkan dirinya, ia mengaku sebagai Nabi Khidir yang akan mengangkat Sunan Gunung Jati sebagai Wali Kutub. Tapi sebelum pengangkatan itu, Nabi Khidir memerintahkan Sunan Gunung Jati untuk memakan buah hijau yang dipetik dari Syurga. Maka selepas memakan buah itu resmilah Sunan Gunung Jati menjadi salah satu Walilullah dimuka Bumi. Selain mengabarkan anugerah kewalian pada Sunan Gunung Jati, Nabi Khidir juga memberikan kabar baik lainnya kepada Sunan Gunung Jati, ia mengabarkan bahwa keinginan Sunan Gunung Jati untuk bertemu dengan Nabi Muhamad akan dapat terlaksana. Demikian Kisah Perjumpaan Sunan Gunung Jati Dengan Nabi Khidir. Semoga bermanfaat. Pos terkaitKaromah Foto Mbah Maimoen Zubair Dirasakan Langsung Santri MaduraKisah Unik Kiai Wahab Hasbullah dan Kiai Bisri Syansuri Saat Bahtsul MasailRahasia Ilmunya Syaikhona Kholil Mengalir Pada Mbah Manab Lirboyo
Sunan Gunung Jati Banyak kisah tak masuk akal yang dikaitkan dengan Sunan Gunung Jati. Diantaranya adalah bahwa ia pernah mengalami perjalanan spiritual seperti Isra’ Mi’raj, lalu bertemu Rasulullah SAW, bertemu Nabi Khidir, dan menerima wasiat Nabi Sulaeman. Semua itu hanya mengisyaratkan kekaguman masyarakat masa itu pada Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah diperkirakan lahir sekitar tahun 1448 M. Ibunya adalah Nyai Rara Santang, putri dari raja Pajajaran Raden Manah Rarasa. Sedangkan ayahnya adalah Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda, pembesar Mesir keturunan Bani Hasyim dari Palestina. Syarif Hidayatullah mendalami ilmu agama sejak berusia 14 tahun dari para ulama Mesir. Ia sempat berkelana ke berbagai negara. Menyusul berdirinya Kesultanan Bintoro Demak, dan atas restu kalangan ulama lain, ia mendirikan Kasultanan Cirebon yang juga dikenal sebagai Kasultanan Pakungwati. Dengan demikian, Sunan Gunung Jati adalah satu-satunya “wali songo” yang memimpin pemerintahan. Sunan Gunung Jati memanfaatkan pengaruhnya sebagai putra Raja Pajajaran untuk menyebarkan Islam dari pesisir Cirebon ke pedalaman Pasundan atau Priangan Dalam berdakwah, ia menganut kecenderungan Timur Tengah yang lugas. Namun ia juga mendekati rakyat dengan membangun infrastruktur berupa jalan-jalan yang menghubungkan antar wilayah. Bersama putranya, Maulana Hasanuddin, Sunan Gunung Jati juga melakukan ekspedisi ke Banten. Penguasa setempat, Pucuk Umum, menyerahkan sukarela penguasaan wilayah Banten tersebut yang kemudian menjadi cikal bakal Kesultanan Banten. Pada usia 89 tahun, Sunan Gunung Jati mundur dari jabatannya untuk hanya menekuni dakwah. Kekuasaan itu diserahkannya kepada Pangeran Pasarean. Pada tahun 1568 M, Sunan Gunung Jati wafat dalam usia 120 tahun, di Cirebon dulu Carbon. Ia dimakamkan di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati, sekitar 15 kilometer sebelum kota Cirebon dari arah barat Terimah Kasih... Pertemuan Sunan Gunung Jati dengan Nabi Khidir as Oleh
kisah sunan gunung jati dan nabi khidir