12 Kyai Muhtar Syafa'at Blok Agung 13. Kyai Ahmad Qusyairi Glenmore Untuk kawasan Probolinggo, Pasuruan, dan Jombang antara lain : 1. Kyai Hasan Seppo 2. Kyai Hasan Syaifur Rijal Genggong 3. Nun Muhlas Bedaduh 4. Kyai Zaini Mun'im Paiton, 5. Kyai Mino Probolinggo, 6. KH. Abd. Hamid, 7. Kyai Abu Ammar Pasuruan, 8. Kyai As'ad Bendungan, 9. Kyai
PantiAsuhan yang di ketuai oleh KH. Ahmad Qusyairi Syafaat,SH,M.Hum. ini bermula dari kegiatan rutin santunan kepada anak-anak yatim 10 Ays Syuro Pondok Pesantren Darussalam Blokagung. Karena dirasa kegiatan tersebut belum cukup, maka pada tanggal 10 April 1990 diresmikan suatu lembaga/yayasan Darul Aitam Darussalam sebagai payung dari panti
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. Dahulu, di Banyuwangi, hidup sosok ulama kharismatik bernama KH. Mukhtar Syafa’at. Ia adalah pendiri Pondok Pesantren Darussalam, yang beralamatkan di dusun Blokagung, desa Karangdoro, kecamatan Tegalsari, kabupaten Banyuwangi. Sebagaimana kiai yang memiliki kekhususan dalam keilmuan, Kiai Syafa’at pun demikian. Namanya selalu identik dengan dunia tasawuf, khusunya dengan Ihya’ Ulumiddin, sebuah karya fonumental Imam pesantren yang didirikannya itu, dari dulu hingga kini, kitab Ihya’ Ulumiddin masih dikaji dan dipelajari setiap hari. Semasa hidupnya, Kiai Syafa’at sendiri yang mengajar santrinya. Sekarang teladan itu dilanjutan oleh Kiai Syafa’at dengan Ihya’ Ulumiddin tidak hanya sebatas pembacaan dan pengajaran, namun juga pengamalan. Lewat banyak hal yang dilakukannya, para santri dan setiap orang yang melihatnya akan mengetahui bahwa seperti itulah pengamalan terhadap Ihya’-nya Imam satu contohnya adalah yang dikesankan oleh salah satu putranya, KH. Ahmad Qusyairi alm.. Dalam sebuah acara pesantren Blokagung dapat dilihat di sini, Kiai Mad, begitu biasanya ia dipanggil, menyebutkan beberapa hal yang menjadi “kegiatan” utama Kiai Syafa’at setiap hari, semasa hidupnya. Salah satunya adalah menemui ketika, masih menurut penuturan Kiai Mad, pengurus pesantren membuat peraturan yang membatasi waktu berkunjung tamu ke ndalem Kiai Syafa’at. Hal ini dilandasi oleh pemikiran para pengurus pesantren yang merasa iba terhadap Sang Kiai, mengingat begitu padatnya aktifitasnya, sehingga akan lebih padat lagi jika Kiai harus menerima dan menemui tamu setiap waktu. Peraturan itu ditulis di depan rumah Kiai Syafa’ peraturan itu dengan sengaja “dilanggar” oleh Kiai Syafa’at meski tulisan itu juga dibiarkan begitu saja dengan dalih menghormati keputusan pengurus. Satu waktu, di saat sudah bukan jam bertamu versi pengurus, Kiai masih melihat orang yang akan bertamu. Akhirnya, Kiai Syafa’at meminta agar tamu tersebut masuk rumah lewat pintu samping supaya tidak ketahuan oleh pengurus dan abdi ndalem Kiai. Bahkan tak jarang ada tamu yang datang pada saat larut malam, dan itupun tetap diterima Kiai dengan sangat terbuka. Dalam buku Mbah Kiai Syafa’at Bapak Patriot dan Imam Ghazalinya Tanah Jawa karya Muhammad Fauzinuddin Faiz, disebutkan Kiai Syafa’at tak pernah membeda-bedakan tamu yang datang. Siapa dia, baik dari kalangan pejabat atau bukan, selalu dihormati dengan baik. Hal ini terbukti bahwa setiap tamu yang datang selalu dipersilahkan untuk menikmati makanan terlebih dahulu sebelum melanjutkan lain pihak, sebagai seorang kiai kharismatik, sudah sangat wajar jika banyak orang yang memberikan bantuan kepada kiai, baik harta maupun yang lainnya. Namun, harta yang ia miliki itu tak sedikitpun yang masuk ke dalam hati Kiai Syafa’ sangking dermawannya Kiai Syafa’at, tak jarang uang bisyaroh dari panitia pengajian di mana beliau menjadi penceramahnya, ia berikan kepada orang lain yang dianggapnya sangat membutuhkan. Bahkan, dalam laman resmi pesantren Blokagung disebutkan, dalam hal sedekah itu, Kiai Syafa’at tak pernah menghitung nominalnya. di atas adalah beberapa hal yang saat ini agaknya perlu dicontoh dan diikuti oleh setiap orang zaman now, yakni selalu menghormati, mengutamakan, dan membantu siapa saja, bukan justru menari dan mencari keuntungan di atas penderitaan dan kesengsaraan orang ini 17 Rajab, telah 30 tahun yang lalu Kiai Syafa’at meninggalkan keluarga, santri, para muhibbin, dan kita semua untuk selamanya. Kini, jasadnya memang telah tiada, namun jasa-jasanya akan senantiasa dikenang; nasihatnya akan tetap diingat; dan sosoknya akan terus menjadi teladan bagi siapa saja. Semoga kita bisa mencontohnya. Amin. Untuk Kiai Syafa’at, lahul al-Fatihah…
Posted by darussalamputriutara under Profil Tinggalkan sebuah Komentar DEWAN PENGASUH KH. Ahmad Hisyam Syafa’at KH. Muhammad Hasyim Syafa’at KH. Ahmad Qusyairi Syafaat KH. Afif Jauhari Syafaat KH. Abdul Kholiq Syafaat KH. Ahmad Munib Syafaat KH. Ahmad Mudlofar Sulthon Ny. Hj. Handariyatul Masruroh Ny. Hj. Mahmudah Hisyam Ny. Hj. Nafisah Hasyim Ny. Hj. Mahmudah Ahmad Ny. Hj. Lathifah Afif Ny. Hj. Fathimatuzzuhroh Ny. Nihayatul Wafiroh Neng Nur Mu’alina Neng Inarotul Mudrikah KETUA UMUM YAYASAN KH. Muhammad Hasyim Syafa’at KABID KEPESANTRENAN KH. Ahmad Qusyairi Syafa’at STAF AHLI PENGURUS PUTRI Ustd. Mufidah Ibrahim, Ustd. Aimmah Abdulloh, KETUA Astro Wahyu Suyud, KETUA I Naimatul Mukaromah, KETUA II Roba Emilia KETUA III Umi Hanik SEKRETARIS I Ulfatuzzuhroh, SEKRETARIS II Dewi Arianti Luqmana BENDAHARA I Iis Islamiyah BENDAHARA II Nur Hidayati BENDAHARA OPERASIONAL Eni Puji Utami, SEKSI-SEKSI 1. PENDIDIKAN & PENGAJIAN Nur Azizah Sri Muryani, Nurul Fatimah 2. UBUDIYAH & TA’MIR MUSHOLA Binti Sholihah Siti Rowiyah Binti Hafidzoh 3. DAKWAH Qurrota A’yuningsih Hani’am Mari’a 4. PERPUSTAKAAN Wafirotul Amrul Rufaidah 5. PENERBITAN Laily Cahya Ningrum Mimin Habibah 6. HUMASY Asfulatul Laila Alfi Arisatul Laili 7. ORKES Siti Nikmatul Laili Ismi Dina Lutfiana 8. KESENIAN Eni Setiowati A’immatul Kibaroh 9. KETERAMPILAN Nurul Lailia Qosam Siti Mutmainnah 10. KEBERSIHAN & KEINDAHAN Siti Qomariyah Nur Fathonah Nur Kholifah Anis Hidayati Dewi Umamah Musrifatus Sa’diyah Nur Hayati Az Zahro’ Sefti Ulwiyah Dzariyatin Nahwa Fenti Ayu Nova Ani Afiah 11. AKOMODASI & KONSUMSI Nur Jannah Anis Fathur R 12. WARTEL Nanik Nur Aini Yuli Astutik 13. PENGEMBAGAN BAHASA Eliya Dwi Ratna Faiqotul Hikmah 14. KOPERASI Eka Wiji Siti Munawaroh
kh ahmad qusyairi syafaat